Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sukses meraih lonjakan kinerja yang signifikan sepanjang kuartal I-2025. Namun, selepas kuartal pertama ada potensi laju kinerja emiten pelat merah tersebut tidak lagi kencang.
Dalam berita sebelumnya, ANTM meraih lonjakan penjualan bersih sebesar 203% year on year (yoy) menjadi Rp 26,15 triliun pada kuartal I-2025. Bersamaan dengan itu, laba bersih ANTM meroket 1.003% yoy menjadi Rp 2,32 triliun.
Kinerja operasional ANTM juga mentereng. Penjualan emas ANTM meningkat 92,96% yoy menjadi 13,7 ton pada kuartal I-2025. Tak hanya emas, penjualan nikel ore ANTM menanjak 280% yoy menjadi 3,8 juta wet metrik ton (wmt) pada kuartal I-2025. ANTM juga mencatat penjualan feronikel sebanyak 4,8 kilo ton Ni serta bauksit sebesar 0,5 juta wmt dalam tiga bulan pertama 2025.
Harga saham ANTM pun melesat di tengah tren positif harga logam mulia. Pada Jumat (9/5), harga saham ANTM bertengger di level Rp 2.680 per saham atau naik 2,68% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, saham ANTM menanjak 81,69%, sedangkan sejak awal tahun saham emiten ini telah meroket 75,74% year to date (ytd).
Direktur Utama Aneka Tambang Nicolas D. Kanter mengatakan, capaian kinerja pada kuartal I-2025 mencerminkan keberhasilan ANTM dalam mengimplementasikan strategi pemasaran yang inovatif, pengendalian biaya yang ketat, dan praktik pertambangan yang tepat.
Baca Juga: Saham Bank Blue Chip Tren Naik, Saatnya Beli, Jual Atau Tahan?
“Kami memasarkan produk dengan inovatif, efektif, dan efisien, serta memastikan struktur arus kas yang solid,” ujar dia dalam acara Earning Calls, Jumat (9/5).
Dia menambahkan, pihaknya memiliki strategi jangka panjang untuk memperkuat rantai nilai dari masing-masing komoditas. Sebagai contoh, di tengah tren kenaikan harga emas yang disertai tingginya permintaan produk logam mulia, ANTM terus berupaya memastikan pasokan produk tersebut tetap terjaga.
Sementara itu, Analis Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi menilai, kinerja ANTM pada kuartal II-2025 kemungkinan akan melandai seiring adanya normalisasi harga emas usai kenaikan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. “Pertumbuhan kinerja ANTM secara kuartalan juga berpotensi mengalami penurunan karena adanya high base pada kuartal I-2025,” kata dia, Jumat (9/5).
Normalisasi harga emas ini disebabkan oleh meningkatnya risk appetite pelaku pasar di tengah kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Inggris serta AS dan China, yang mana perundingannya berlangsung akhir pekan ini.
Namun demikian, jika kesepakatan dagang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, para pelaku pasar berpeluang kembali ke instrumen safe haven seperti emas sehingga kinerja ANTM dapat tetap solid selepas kuartal I-2025.
Di samping itu, Imam juga menganggap lonjakan harga saham ANTM selaras dengan kinerja perusahaan selama kuartal I-2025 dan bahkan proyeksi kinerja mereka sepanjang 2025. Terlebih lagi, salah satu produk ANTM yakni logam mulia menjadi daya tarik di tengah kebijakan proteksionisme Donald Trump yang dipenuhi ketidakpastian. Alhasil, banyak pelaku pasar berbondong-bondong membeli emas yang salah satunya berasal dari ANTM.
Namun, pasar perlu hati-hati karena biasanya harga saham akan bergerak terlebih dahulu. “Meski tahun ini ANTM mencatat kinerja positif, harga saham mereka bisa saja akan terkoreksi lebih dulu sebelum kinerja melandai sebagai efek dari high base tahun 2025,” ungkap dia.
Dia menambahkan, adanya beberapa proyek pembangunan smelter yang tengah digarap oleh ANTM juga dapat menjadi sentimen positif bagi emiten tersebut, mengingat produknya bakal memiliki nilai tambah. Namun, jika tidak didukung oleh permintaan yang besar, hal ini justru bisa menjadi bumerang lantaran masalah kelebihan pasokan.
Imam menyebut, saat ini saham ANTM bergerak dalam tren naik atau uptrend dengan akselerasi yang kuat. Menariknya, kenaikan harga saham ANTM juga dibarengi oleh akumulasi besar dari investor asing.
Ada kemungkinan saham ANTM akan membentuk base terlebih dahulu sebagai normalisasi pergerakan harga. Namun, jika harga saham ANTM breakout di level Rp 2.730 per saham atau break resist di level Rp 2.860, maka ini akan menarik dan berpotensi membuatnya naik ke level Rp 3.000 per saham.
Sementara menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, saham ANTM direkomendasikan buy on weakness dengan support di level Rp 2.540 per saham dan resistance Rp 2.720 per saham, serta target harga di kisaran Rp 2.900—3.000 per saham.
“Kami perkirakan pergerakan harga komoditas emas akan memengaruhi pergerakan emiten-emiten yang berbasis emas, salah satunya ANTM,” tutup dia, Jumat (9/5).
Baca Juga: Ini Kata Manajemen Gojek Tokopedia Terkait Rumor Akuisisi GOTO Oleh Grab
Selanjutnya: Serapan Beras Petani Capai 2 Juta Ton, Mentan: Serapan Tertinggi Sejak Bulog Berdiri
Menarik Dibaca: Oppo A60 Harga Terbaru Mei 2025 Cuma Segini? Ini Rinciannya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News