kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Punya Prospek Menarik, Simak Rekomendasi Saham Emtek (EMTK) Berikut


Kamis, 19 Mei 2022 / 18:29 WIB
Punya Prospek Menarik, Simak Rekomendasi Saham Emtek (EMTK) Berikut
ILUSTRASI. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) resmi menjadi pemegang hak siar Piala Dunia 2022 dan Piala Dunia U20 2023 di Indonesia.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dinilai punya prospek yang menarik pada tahun ini. Aksi korporasi anak usaha grup Emtek diperkirakan akan menjadi salah satu faktor penopangnya. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewantoro mengungkapkan, dalam melihat prospek saham EMTK yang merupakan emiten konglomerasi, investor harus jeli melihat aksi korporasi anak-anak usahanya. 

“Kalau melihat operasional saja cukup sulit, karena bottom line bisa berbalik sewaktu-sewaktu. Terlebih, kontribusi dari aksi korporasi anak usaha justru lebih dominan jika lihat dari laporan keuangan EMTK tahun lalu,” kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Kamis (19/5).

Baca Juga: Masih Tertekan, Simak Rekomendasi Saham Sektor Teknologi

Pandhu melihat, salah satu aksi korporasi anak usaha EMTK, yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang berhasil mendapatkan hak siar Piala Dunia Qatar 2022 dan Liga Inggris untuk musim depan bisa jadi katalis positif. Dengan demikian, tayangan olahraga yang dimiliki SCMA semakin lengkap, setelah sebelumnya memiliki Liga Champion Eropa, Liga Indonesia, dan Formula 1. 

Menurut dia, strategi untuk mengoptimalkan tayang olahraga merupakan hal yang tepat karena akan mendorong jumlah pelanggan baru. Mengingat, secara karakteristik, pecinta olahraga rela untuk berlangganan demi mendapatkan siaran langsung dari pertandingan tersebut. 

Senada, analis JP Morgan Indonesia Henry Wibowo dalam risetnya pada 1 April menuliskan, keberhasilan SCMA mendapat hak siar tayangan tersebut akan menjadi katalis positif. Dari sisi kinerja, pendapatan SCMA juga berpotensi bertumbuh yang pada akhirnya akan menguntungkan EMTK karena memperkuat arus kas dan bottom line mereka. 

Baca Juga: IDX Sektor Teknologi Ambles dan Saham Teknologi Berguguran, Ini Penyebabnya

Selain dari SCMA, pada tahun ini Herny juga melihat kinerja EMTK akan diuntungkan oleh keberhasilan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengubah model bisnisnya menjadi storefront. Pasalnya, dengan model bisnis tersebut, BUKA berhasil meningkatkan take rate menjadi 2,31% serta TPV yang tumbuh 25% secara yoy pada kuartal pertama 2022. 

Dia juga menambahkan, EMTK juga mungkin diuntungkan dengan adanya kabar terkait grup Sinarmas melalui PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) akan berinvestasi senilai US$ 225 juta pada DANA. Walaupun struktur dan detail investasi masih belum diumumkan, Henry melihat ini bisa menjadi event monetisasi bagi EMTK untuk realize nilai dari investasi di DANA. 

“Sentimen terakhir, EMTK juga berpotensi akan masuk ke dalam indeks MSCI pada Mei/Juni mendatang. Ini akan membuka peluang tambahan masuknya dana investor asing melalui indeks tersebut, apalagi EMTK sebelumnya juga sudah masuk ke indeks FTSE,” imbuh dia.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,44% ke 6.823 Pada Kamis (19/5), Sektor Teknologi Menyokong Indeks

Secara jangka panjang, Henry meyakini EMTK memiliki posisi yang unik sebagai internet proxy dengan potensi pertumbuhan tertinggi di Indonesia (melalui BUKA, DANA, Bank Fama, dan Grab Indonesia), tapi tetap mempunyai Free Cash Flow (FCF) dan bottom line yang solid (melalui SCMA dan SAME). 

Pada tahun ini, ia memproyeksikan EMTK bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 14,28 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 490 miliar.

Henry memberi rating overweight untuk saham EMTK dengan target harga sebesar Rp 2.750 per saham. Sementara Pandhu menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu mengingat sektor teknologi yang turun beberapa hari terakhir.

“Tekanan sektor teknologi di pasar global juga masih kuat, jadi ada potensi valuasi akan diturunkan. Untuk target akan di-review kembali nanti setelah melihat kinerja kuartal pertama, sementara targetnya sekitar Rp 2.300 untuk 12 bulan ke depan,” tutup Pandhu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×