kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya prospek menarik, begini rekomendasi saham Bank Central Asia (BBCA)


Jumat, 27 November 2020 / 07:40 WIB
Punya prospek menarik, begini rekomendasi saham Bank Central Asia (BBCA)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Bank Central Asia (BBCA) sempat terkoreksi akibat sentimen negatif pandemi. Namun, perbaikan ekonomi nasional yang mulai terlihat membuat analis tetap optimistis kinerja bank swasta besar ini akan tetap solid. 

Pagebluk pandemi corona turut mengikis laba bersih BBCA sebesar 4,2% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 20 triliun hingga kuartal ketiga 2020. Namun, secara kuartalan laba bersih BBCA tumbuh signifikan 37,8% menjadi Rp 7,79 triliun dibanding Rp 5,65 triliun pada kuartal kedua 2020. Di samping itu hingga September pendapatan bunga bersih BBCA juga sudah naik 9% yoy menjadi Rp 40,8 triliun. 

Memang, selama pandemi hingga kuartal ketiga 2020, kredit BCA tercatat turun 0,6% yoy menjadi Rp 581,9 triliun. Segmen komersial dan SME menyumbang penurunan 4,9% yoy. Demikian segmen kredit konsumer juga menurun 9,4% yoy. Sementara, hanya segmen korporasi yang tumbuh sebesar 8,6% yoy. Non performing loan (NPL) BBCA di kuartal ketiga 2020 naik 0,3% yoy menjadi 1,9% tapi menurun 0,2% secara kuartalan. 

Dalam riset, Budi Rustanto dan Devi Harjoto Analis Valbury Sekuritas Indonesia memproyeksikan, kredit BBCA berpotensi tumbuh 2% yoy didukung oleh segmen korporasi di tahun ini. Sementara, kredit segmen konsumer akan tetap berada di bawah tekanan. 

Baca Juga: Menabung cuan di saham BBCA

Sementara, Budi mengantisipasi restrukturisasi pinjaman terkait pandemi akan mencapai 20% dari total pinjaman. Di tengah kondisi yang tidak menentu, BBCA mempertahankan manajemen risiko yang hati-hati dalam memberikan pinjaman. Alhasil loan to deposit ratio (LDR) tetap pada level rendah. Sebaliknya, likuiditas akan difokuskan pada obligasi pemerintah. 

Arief Machrus Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia mengungkapkan, kinerja BBCA tetap solid di tengah pandemi. Hal ini tercermin dari upaya BBCA dalam menjaga kualitas aset dengan biaya pencadangan mencapai Rp 9,1 triliun atau meningkat 160,6% yoy selama sembilan bulan pertama tahun ini. 

Peningkatan provisi mendorong laba bersih menurun tetapi laba operasi praprovisi (PPOP) berhasil tumbuh 13,5% menjadi Rp 33,8 triliun. "Kami melihat kinerja PPOP BBCA lebih baik dari kebanyakan bank lain yang bukukan penurunan PPOP," kata Arief dalam riset. 

Mengenai dampak penurunan suku bunga acuan pada kinerja BBCA, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan kebijakan Bank Indonesia tersebut tidak serta merta hanya dipandang akan berdampak pada penurunan profit BBCA. "Kembali lagi bagaimana BBCA bisa mengakomodir perubahan tingkat suku bunga tersebut, profit menurun tetapi provisi BBCA naik ini langkah antisipasi yang tepat," kata William, Kamis (26/11). 

Baca Juga: Biaya Dana Makin Rendah tapi Bankir Masih Pelit Memangkas Bunga Kredit

Di satu sisi pelaku pasar masih menanti arah pergerakan ekonomi. Bila ekonomi bertumbuh maka itu akan memberikan pengaruh postif pada BBCA. 

Hingga saat ini William tetap optimistis BBCA akan dapat beradaptasi untuk menyiasati kondisi ekonomi yang sedang lemah. Dengan beragam transformasi dan invoasi yang BBCA lakukan dan didukung perbaikan ekonomi, William optimistis NIM BBCA harusnya tumbuh di tahun depan. 

Budi memproyeksikan NIM BBCA di tahun ini berpotensi turun menjadi 5,8%. Namun, Budi yakin BBCA akan tetap berada di posisi terdepan dalam sektor perbankan mengingat CASA meningkat dan modal kuat. 

Secara valuasi William mencatat BBCA memiliki PBV sekitar 4 kali. Angka tersebut lebih tinggi dari industri yang berada di 2 kali. William merekomendasikan hold di target harga Rp 35.000 per saham. Kompak Arief merekomendasikan hold di target harga 34.000 per saham. Sedangkan Budi merekomendasikan buy di target harga Rp 34.500 per saham.

Kamis (26/11), harga saham BBCA menguat 1,09% ke Rp 32.400 per saham. Harga saham BBCA sudah naik 26,81% dalam enam bulan terakhir. Tapi, saham dengan nilai kapitalisasi terbesar di BEI ini masih turun tipis 3,07% sejak awal tahun.

Baca Juga: Dari bank swasta di BUKU IV, analis sebut BCA masih jadi yang paling menarik di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×