kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya prospek cerah, harga minyak dunia berpotensi menguat ke arah US$ 80 per barel


Senin, 07 Juni 2021 / 18:39 WIB
Punya prospek cerah, harga minyak dunia berpotensi menguat ke arah US$ 80 per barel
ILUSTRASI. Reli positif harga minyak dunia sebenarnya didukung oleh optimisme permintaan yang meningkat.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menembus level tertingginya sejak Oktober 2018 di US$ 70 per barel pada pagi tadi, kini harga minyak dunia mulai kembali terkoreksi. Merujuk Bloomberg, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli pada pukul 17.40 WIB berada di level US$ 69,23 per barel atau terkoreksi 0,56%

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, reli positif harga minyak dunia sebenarnya didukung oleh optimisme permintaan yang meningkat. Hal ini seiring dengan suksesnya program vaksinasi global yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi.

“Namun, muncul kekhawatiran dari pelaku pasar seiring negosiasi kesepakatan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS) yang alot. Jika disepakati, Washington akan mencabut sanksi ekonomi terhadap larangan ekspor minyak Iran,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (7/6)

Menurut dia, hal tersebut juga akan berpotensi membuat produksi minyak Iran akan kembali melonjak. Dus, kekhawatiran akan pasokan yang berlebih menjadi sentimen negatif bagi harga minyak. Ditambah lagi, pernyataan terbaru Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang mengatakan bahwa suku bunga yang tinggi justru bagus untuk negara dan bank sentral memicu penguatan dolar AS dan menekan harga minyak.

Baca Juga: Aksi profit taking membuat harga minyak WTI gagal bertahan di level US$ 70 per barel

Oleh karena itu, dalam sepekan ini, Faisyal melihat harga minyak dunia akan cenderung volatile di kisaran US$ 65 per barel-US$ 72 per barel. Dia melihat, pasar akan mengamati seperti apa hasil negosiasi antara Iran dan AS yang akan jelas pada 10 Juni mendatang. Selain itu, rilis cadangan data minyak mentah AS juga akan menjadi sentimen penggerak harga minyak dunia pada pekan ini.

Sementara secara jangka panjang, Faisyal optimistis minyak dunia masih akan punya prospek yang menarik. Menurutnya, vaksinasi yang semakin masif pada paruh kedua tahun ini akan semakin mendorong pemulihan permintaan bahan bakar. 

Di satu sisi, dia melihat kebijakan pemangkasan OPEC+ juga masih akan ketat untuk mengatur pasokan. Sekalipun Iran menambah jumlah produksinya, OPEC+ dinilai akan melakukan penyeimbangan.

Sehingga, dengan terjaganya pasokan, namun permintaan terus mengalami peningkatan, harga minyak dunia akan menguat. “Selama tidak ada lonjakan kasus baru atau varian baru, serta vaksinasinya sukses, bukan tidak mungkin harga minyak dunia akan bergerak pada rentang US$ 70 per barel-US$ 80 per barel pada akhir tahun nanti,” pungkas Faisyal.

Baca Juga: Harga minyak mentah Indonesia (ICP) naik jadi US$ 65,49 per barel pada Mei 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×