kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi profit taking membuat harga minyak WTI gagal bertahan di level US$ 70 per barel


Senin, 07 Juni 2021 / 18:31 WIB
Aksi profit taking membuat harga minyak WTI gagal bertahan di level US$ 70 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/File Photo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli harus mengalami koreksi. Padahal, pada pagi tadi, sempat menyentuh level tertingginya sejak Oktober 2018 di US$ 70 per barel.

Merujuk Bloomberg, harga minyak dunia WTI pada pukul 17.40 WIB berada di level US$ 69,25 per barel atau terkoreksi 0,56%

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, kenaikan harga minyak dalam dua pekan terakhir tidak terlepas dari kembali meningkatnya permintaan bahan bakar di Amerika Serikat dan Eropa. Pasalnya, kedua benua tersebut segera memasuki musim panas dan pembatasan Covid-19 pun dilonggarkan.

Baca Juga: Harga minyak mentah Indonesia (ICP) naik jadi US$ 65,49 per barel pada Mei 2021

“Namun, begitu harga minyak dunia menyentuh level US$ 70 per barel itu sudah terlampau tinggi, sehingga terjadi aksi profit taking. Di satu sisi, pertemuan Iran dengan Amerika Serikat (AS) terkait reaktor nuklir berpotensi membuat larangan sanksi ekspor minyak Iran akan dicabut,” ujar Ibrahim ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/6).

Kondisi tersebut berpotensi membuat pasokan minyak dunia mengalami kenaikan dan berpotensi menjadi sentimen negatif. Pasalnya, Iran berpotensi menambah produksi minyak hariannya sebesar 500.000 - 1 juta barel per hari. 

Oleh karena itu, Ibrahim menilai wajar pada akhirnya harga minyak dunia mengalami koreksi pada hari ini. Namun, ia melihat koreksi ini bersifat sementara. Proyeksinya, harga minyak dunia akan terkoreksi hingga ke level US$ 68,5 per barel, sebelum kembali mengalami rebound dan bergerak ke arah US$ 70 per barel kembali sepanjang pekan ini.

Lebih lanjut, Ibrahim melihat level US$ 65 - US$ 68 per barel adalah level ideal untuk harga minyak dunia. Menurutnya, ke depan, permintaan terhadap minyak dunia akan terus meningkat seiring dengan semakin masifnya vaksinasi dan pemulihan aktivitas ekonomi.

Baca Juga: Menteri Perdagangan minta kelonggaran akses CPO ke Rusia

“Hal ini pada akhirnya akan mendorong produsen minyak dunia juga ikut meningkatkan produksinya. Sehingga kondisi supply-demand pun menjadi seimbang, dan harga minyak dunia akan bergerak ke kisaran US$ 68 per barel pada akhir tahun nanti,” tutup Ibrahim.

Selanjutnya: Harga emas spot turun tipis ke US$ 1.886 per ons troi jelang tengah hari ini (7/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×