kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya portofolio vaksin dan obat Covid-19, simak saran analis untuk saham farmasi ini


Jumat, 16 Oktober 2020 / 20:39 WIB
Punya portofolio vaksin dan obat Covid-19, simak saran analis untuk saham farmasi ini
ILUSTRASI. Covifor, Remdesivir produksi Amarox Pharma Global (Hetero Group) yang dipasarkan Kalbe Farma


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

Lebih lanjut Sukarno menjelaskan, prospek kinerja saham-saham itu memang akan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ada asumsi pandemi Covid-19 baru selesai tahun depan. Terkait valuasi, sebenarnya saham-saham itu terlalu mahal. Akan tetapi Sukarno bilang pelaku pasar perlu juga mencermati perkembangan kinerja emiten dengan adanya portofolio baru ini. 

"Jika kinerjanya bagus, secara tidak langsung valuasinya akan lebih menarik," jelasnya. 

Baca Juga: Indofarma (INAF) akan melakukan pengadaan vaksin Covid-19 dari Novavax

Di antara saham-saham farmasi itu, Sukarno melihat KLBF tergolong murah dibanding lainnya. 

Tidak jauh berbeda, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani berpendapat penambahan portofolio produk yang berkaitan dengan Covid-19 memang menjadi sentimen positif untuk saham farmasi. Akan tetapi, pelaku pasar perlu lebih mencermati dampak dari portofolio baru ini ke kinerja perusahaan. 

Ia mencontohkan distribusi Covifor yang memiliki dampak kecil terhadap pendapatan KLBF. Sehingga sentimen ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja emiten nantinya.

"Kalau memang besar impact terhadap total kinerja perusahaan, harga saham berpotensi meningkat lagi secara jangka panjang," jelas Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (16/10). 

Secara teknikal, lanjutnya, KAEF, INAF dan PYFA dalam tren kenaikan harga, sehingga penguatan harga saham ke depannya masih ada. Akan tetapi, KLBF cenderung berada dalam area sideways. 

Untuk jangka pendek investor dapat memanfaatkan tren kenaikan harga untuk melakukan trading jangka pendek. Oleh karenanya, investor bisa melirik INAF dengan target teknikal Rp 3.600,  KAEF dengan target teknikal Rp 3.600, dan PYFA target teknikal Rp 1.100 hingga Rp 1.130. 

Untuk investor yang memiliki pandangan jangka panjang, disarankan untuk lebih mencermati dampak dari sentimen pertambahan portofolio ke fundamental perusahaan. 

Tidak jauh berbeda, Sukarno cenderung menyarankan investor trading jangka pendek saham INAF, KAEF dan PYFA. Apabila diperlukan investor bisa lebih dahulu menghindarinya karena sudah overvalue. Berbeda dengan KLBF yang cenderung lebih murah.

"KLBF secara fundamentalnya juga bagus jadi lebih aman untuk investasi. Akan tetapi, potensi keuntungan KLBF memang tidak terlalu signifikan dibanding saham lainnya," tutupnya.

Selanjutnya: Pyridam Farma (PYFA) meneken kerja sama komersialisasi dan pembuatan vaksin Covax-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×