Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
IPO BUKA dinilai Jimmy bisa menjadi proxy bagi sektor teknologi. “Jadi selama ini banyak investor melihat pertumbuhan sektor teknologi di Indonesia itu tinggi. Tetapi tidak banyak proxy-nya di bursa kita,” kata Jimmy.
Hal ini dibarengi dengan daya penyerapan investor domestik terhadap aksi korporasi jumbo yang masih cukup baik. William bilang, kelebihan perrmintaan saham BUKA membuktikan daya beli investor domestik masih terbukti besar. “Hari ini saja bid-nya BUKA bisa sampai 22 juta lot,” imbuh dia.
Segmen UMKM jadi keunggulan BUKA
Sebelumnya, Direktur Utama Bukalapak.com Rachmat Kaimuddin merinci, seluruh dana IPO akan digunakan BUKA dan anak usahanya sebagai modal kerja guna mencipakan misi economic for all dengan cara berfokus memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM).
Jimmy meyaknini, pasar BUKA di sektor UMKM atau biasa disebut online to offline (O2O) merupakan segmen yang paling berpotensi untuk bertumbuh. Ke depannya, pertumbuhan BUKA akan banyak disumbang oleh mitra bukalapak.
Namun, jika bicara angka, untuk saat ini memang kontribusi revenue dari marketplace masih lebih besar. Tetapi jika dilihat pertumbuhan secara year-on-year (YoY), pertumbuhan BUKA diharapkan akan lebih besar dari kemitarannya.
Di sisi lain, valuasi BUKA sebenarnya masih lebih murah dibandingkan peers-nya. Sebelum IPO, hitungan Jimmy, EV/GMV BUKA berada di angka 0,75. Angka ini jauh lebih rendah dibanding peers BUKA di negara berkembang lain, seperti MercadoLibre (Argentina) dengan EV/GMV 3,93 atau Jumia (Nigeria) dengan EV/GMV 3,32.
Selanjutnya: Debut di bursa saham sukses besar, harta pendiri Bukalapak ini tembus Rp 4,78 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News