Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel telah menghabiskan seluruh dana hasil dari penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO). Dalam keterbukaan informasi (KI) emiten berkode saham MTEL berhasil meraup dana bersih dari IPO setelah dikurangi biaya emisi sebesar Rp 18,5 triliun pada November 2021.
Semua dana IPO itu telah tandas. Dana IPO untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 16,6 triliun. Sedangkan sisanya Rp 1,9 triliun untuk modal kerja.
Analis KB Valbury Sekuritas, Devi Praharsa Harjoto menjelaskan, realisasi dana IPO MTEL mendorong perusahaan infrastruktur telekomunikasi tersebut mampu menghadapii persaingan di kancah nasional dan regional terutama kawasan Asia Tenggara.
Sebelum IPO portofolio MTEL hanya 23.232 menara dan belum memiliki fiber optik. Sekarang jumlah menara lebih dari 37.000 dan portofolio fiber optic sekitar 29.000 km. "Artinya, strategi penguatan market share yang dijalankan MTEL dua tahun terakhir mulai dapat terlihat tahun ini,” kata Devi, Selasa (23/1).
Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham MTEL, Simak Ulasannya
MTEL juga punya posisi strategis dalam hal penempatan portofolio di luar Jawa, sebuah wilayah yang menjadi medan persaingan operator seluler untuk mendorong pertumbuhan mereka. Tren seperti ini diharapkan dapat mendorong peningkatan tenancy ratio dan kolokasi.
Peningkatan tenancy ratio dan kolokasi menjadi hal yang penting untuk perbaikan margin MTEL. "Tahun ini growth story dari MTEL lebih ke ekspansi EBITDA margin. Jika tahun 2022 mencapai 80%, tahun ini setidaknya bisa 81%, secara konsevatif,” tambah Devi.
Terkait kemampuan ekspansi, setelah tidak ada IPO, menurut Devi, MTEL punya arus kas yang solid, dan yang terpenting adalah balance sheet yang kuat. "Ini yang membedakan MTEL dengan pesaing. Rasio utang terhadap modal masih di bawah satu kali sehingga jika diperlukan penarikan utang untuk ekspansi, ruangnya masih ada dan justru baik jika momentumnya bersamaan dengan penurunan suku bunga” papar Devi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News