Reporter: Ade Jun Firdaus | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kinerja PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) tampaknya bakal kian mengilap dalam jangka menengah panjang. Salah satu pemicunya adalah pembangunan rel kereta api angkutan batubara dan terminal batubara oleh PT Adani Global, investor asal India.
Kerjasama antara pemerintah dengan Adani tersebut akan mulai direalisasikan 2011. "Proyek konstruksi pembangunannya akan makan waktu dua tahun," ujar Achmad Sudarto, Sekretaris Perusahaan PTBA, kemarin (26/8). Jalur rel kereta api tersebut menghubungkan Tanjung Enim dengan Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan, sepanjang 270 kilometer (km).
Nah, sebagai bagian dari komitmen pembangunan infrastruktur itu, PTBA bakal menjual batubara produksinya ke Adani, sebesar 30 juta hingga 35 juta ton per tahun. Bila proses persiapan dan pembukaan lahan memakan waktu setahun, Achmad menaksir, PTBA akan memasok batubara ke Adani di akhir 2013 atau awal 2014.
Sekadar catatan, tambang Tanjung Enim memiliki cadangan batubara sebanyak 1,59 miliar ton. Sedangkan, total sumber dayanya mencapai sekitar 6,35 miliar ton batubara.
Achmad mengatakan, kalaupun nanti PTBA mesti menjual batubara kepada Adani sebagai bagian dari komitmen pembangunan infrastruktur itu, harganya tetap akan disesuaikan dengan kondisi pasar. "Akan ada perjanjian tersendiri mengenai hal itu," tukasnya. PTBA juga sepakat untuk memasok selama 20-30 tahun mendatang.
Katalis positif bagi PTBA
Menurut Pardomuan Sihombing, Kepala Riset Recapital Securities, perolehan pasar baru PTBA ini tentu akan mendongkrak kinerja PTBA. "Apalagi kalau kontrak pengirimannya dalam beberapa tahun, pertumbuhan pendapatannya akan lebih besar lagi," tuturnya.
Khusus tahun ini, Pardomuan belum melihat ada pertumbuhan yang signifikan pada kinerja PTBA. Maklum, hingga akhir 2010, PTBA hanya menargetkan volume penjualan sebanyak 23 juta ton, atau naik 20% ketimbang tahun sebelumnya.
Dalam risetnya yang dirilis kemarin, Bagus Hananto dari NISP Sekuritas mengatakan, proyek ini akan melengkapi proyek railway dengan pihak Rajawali Corporation dan China Railway Engineering. "Kondisi ini bagus bagi Bukit Asam karena akan membuka akses ke pertambangan mereka," tulisnya.
Namun, Bagus masih akan melihat perkembangan lebih lanjut, sebelum mengubah valuasinya atas saham PTBA. Dalam risetnya, tahun ini laba bersih PTBA dia targetkan sebesar Rp 1,90 triliun, atau turun 30,4% dari tahun 2009, senilai Rp 2,73 triliun.
Meski begitu, Bagus masih merekomendasikan beli saham PTBA dengan target harga Rp 22.000 per saham. Pada akhir perdagangan kemarin, harga saham PTBA berada di posisi Rp 17.950 per saham. Angka ini naik 7,49% dari harga penutupan pada perdagangan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News