Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat akan kembali diterapkan di Jakarta pada Senin, 14 September 2020. Keputusan ini telah diumumkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu (9/9).
Penerapan PSBB seperti di awal masa pandemi Covid-19 sempat menjadi sentimen negatif pada perdagangan Kamis (10/9). Menurut catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG tertekan 5,01% ke level 4.891,46. Penurunan paling signifikan dialami oleh sektor keuangan hingga 5,94%.
Direktur Anugerah Mega Investasma Hans Kwee berpendapat, sektor keuangan tertekan drastis karena pelaku pasar panic selling saham-saham perbankan. Beberapa saham perbankan dengan market capitalization atau kapitalisasi pasar besar tercatat turun signifikan, seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Bahkan menurut data BEI, keempatnya menjadi saham pemberat IHSG atau laggard pada perdagangan Kamis (10/9).
Mengutip data statistik BEI, harga saham BBCA menurun 7% kemarin, sehingga kapitalisasi pasarnya menipis hingga Rp 709 triliun. Penurunan ini berkontribusi ini terhadap penurunan IHSG hari itu hingga 45,7 poin.
Baca Juga: Terkejut PSBB Jakarta, saham-saham blue chip sempat mentok auto rejection bawah (ARB)
Setelahnya ada BBRI yang harga sahamnya terkikis 6,7%. Kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 388 triliun. Penurunan ini berkontribusi memberatkan IHSG hingga 24,2 poin.
Untuk BMRI, sahamnya tercatat menurun 6,9%, kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 248 triliun. Saham ini berkontribusi memperberat IHSG hingga 15,9 poin.
Sementara BBNI mengalami penurunan harga hingga 6,9%, kapitalisasi pasar menipis menjadi Rp 86 triliun. Adapun BBNI memberikan tekanan kepada IHSG hingga 5,5 poin.
Menurut Hans, penurunan yang dialami oleh saham-saham sektor perbankan dipicu kekhawatiran pelaku pasar akan kegiatan ekonomi yang tidak berjalan normal. Sehingga, kredit macet akan meningkat dan memperberat kinerja emiten perbankan.
Baca Juga: Saham-saham bluechips mulai rebound usai ambles, simak rekomendasinya