CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Saham-saham bluechips mulai rebound usai ambles, simak rekomendasinya


Jumat, 11 September 2020 / 19:45 WIB
Saham-saham bluechips mulai rebound usai ambles, simak rekomendasinya
ILUSTRASI. IHSG. Saham-saham bluechips mulai rebound pasca ambles, simak rekomendasinya. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham kelas kakap yang tergabung dalam Indeks LQ45 mulai menghijau pada perdagangan hari ini, setelah ambles hingga menyentuh auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan kemarin.

Saham  PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kemarin sama-sama terkoreksi hingga 6.93%. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham BMRI naik 1,86% ke level Rp 5.475 sementara saham SMGR bergeming di level Rp 9.400.  

Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Ace Hardware Indoenesia Tbk (ACES) menguat masing-masing 3,76% dan 5,78% setelah kemarin ambles hingga 6,9%.

Baca Juga: Terkejut PSBB Jakarta, saham-saham blue chip sempat mentok auto rejection bawah (ARB)

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, investor sudah bisa  mencicil beli saham BMRI, JPFA, BBCA, dan SMGR. Sementara saham peritel (retailer) seperti ACES, William menyarankan agar investor menghindari dulu saham sektor ini.

Sebab, William menilai masih adanya kabar  tentang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih dikaji ulang (revisi). Melansir pemberitaan, permintaan revisi ini terutama datang dari kalangan pengusaha. 

“Sebaiknya menunggu kepastiannya bagaimana, kalau memang (PSBB) direvisi barulah boleh dilirik kembali. Karena kalau PSBB total tetap dijalankan, maka jadi sentimen negatif untuk retailers,” ujar William kepada Kontan.co.id, Jumat (11/9).

Saat seperti ini, William mengatakan investor bisa  mengabaikan penilaian valuasi saham seperti price to earning ratio (PER). Karena saat ini pasar sedang mengukur tren, maka sangatlah wajar apabila PER menjadi semakin mahal selama suatu saham terus uptrend.

Baca Juga: Simak, ini sejumlah sentimen yang akan menyetir IHSG pekan depan

“Paling tidak, investornya sendiri yang bisa mengukur dengan indikator seperti MACD, Apabila sudah membentuk dead cross maka ada potensi mengakhiri penguatannya,” sambung dia.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×