kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prospera Asset luncurkan reksadana saham BUMN


Kamis, 19 Februari 2015 / 21:16 WIB
Prospera Asset luncurkan reksadana saham BUMN
ILUSTRASI. OJK telah memberikan surat peringatan kepada 26 perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA.  Manajer investasi getol meluncurkan produk baru di awal tahun.  PT Prospera Asset Management adalah salah satunya yang bakal menerbitkan reksadana saham anyar bernama BUMN Growth Fund.

President Director Prospera Asset Management Yosep Chandra mengatakan produk ini menawarkan return tinggi dengan risiko rendah. Rendahnya risiko disebabkan oleh kebijakan investasi yang menempatkan portfolio pada mayoritas atau 55% saham di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Saham-saham perusahaam BUMN merupakan paling aman di peta saham Indonesia karena milik pemerintah sehingga terhindar dari kebangkrutan, " ujar Yosep,  Jakarta.

Selain aman,  ujar Yosep, saham-saham BUMN juga berpotensi memberikan return tinggi. Berdasarkan hasil analisa dalam tiga tahun,  saham BUMN mampu berkinerja rata-rata sekitar 20% hingga 25%.

Sedangkan lainnya akan diputar pada saham-saham berkapitalisasi besar LQ45 dan saham bervaluasi menarik. Strategi tersebut dilakukan untuk memaksimalkan return.

" Kami perkirakan reksadana ini mampu membagikan return 15% tahun ini, " tutur Yosep.  Nantinya, perusahaan akan menerapkan strategi menyeimbangkan trading saham dan buy hold

Untuk penerbitan produk ini,  perusahaan  tengah mengajukan izin kepada otoritas jasa keuangan (OJK). Rencananya reksadana ini akan diluncurkan awal Maret. "Akhir tahun ini kami targetkan bisa mengumpulkan dana kelolaan Rp 30 miliar hingga Rp 50 miliar, " ujar dia.

PT Indoasia Aset Manajemen telah lebih dulu menerbitkan reksadana berbasis pada aset dasar BUMN bernama I AM BUMN Balanced Plus Fund. Namun,  reksadana yang terbit Juni 2014 lalu ini belum mencetak return moncer.

Data Infovesta Utama, reksadana ini berkinerja minus 0,90% sepanjang Januari. Kinerja tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata return reksadana campuran yang sebesar 0,96% pada periode yang sama.

Lima efek besar reksadana ini antara lain obligasi ritel pemerintah 010, saham PT Krakatau Steel,  saham PT Telekomunikasi Indonesia,  saham Semen Indonesia serta saham PT Bank Tabungan Negara.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×