Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Noverius Laoli
Namun dalam jangka menengah hingga panjang, hal tersebut justru bisa menjadi katalis positif bagi emiten yang mampu memenuhi standar keberlanjutan.
Emiten yang gagal memenuhi aspek ESG berisiko kehilangan akses pasar ekspor maupun sumber pendanaan.
Dari perspektif investasi, Wafi menyarankan strategi berbasis siklus dan valuasi. Investor dinilai lebih tepat melakukan akumulasi saat harga pulp berada dalam fase datar atau mulai naik, serta menghindari pembelian ketika harga saham sudah reli terlalu tinggi.
Baca Juga: Dampak Stimulus Ekonomi Terhadap Pasar Modal & Saham Rekomendasi Analis di Sisa 2025
“Sektor ini lebih cocok untuk strategi mid-term, bukan trading jangka pendek. Investor juga perlu mencermati faktor kurs, harga pulp, dan rencana belanja modal emiten,” ujarnya.
Untuk rekomendasi saham, Wafi menilai INKP dan TKIM masih menarik dikoleksi sebagai strategi investasi menuju 2026.
Sementara KBRI dan SWAT dinilai lebih cocok untuk strategi trading jangka pendek. Adapun saham INRU dinilai berisiko tinggi dan sebaiknya dihindari, kecuali terdapat katalis turnaround yang jelas.
Selanjutnya: Tanpa Proyek Besar Onstream, SKK Migas Andalkan 300 Sumur pada 2026
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Rabu 17 Desember 2025, Energi Besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













