kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Prospek Minyak Hingga Batubara Suram, Tertekan Limpahan Pasokan


Senin, 06 Januari 2025 / 21:06 WIB
Prospek Minyak Hingga Batubara Suram, Tertekan Limpahan Pasokan
ILUSTRASI. Harga sejumlah komoditas energi seperti minyak dan batubara diproyeksi masih sulit menguat di tahun ini


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga komoditas energi masih terjebak prospek suram. Komoditas energi masih dibayangi kekhawatiran pasokan melimpah di tengah permintaan tertekan kondisi global.

Berdasarkan Trading Economics, Senin (6/1) pukul 20.40 WIB, harga minyak mentah WTI naik 4,72% secara mingguan ke US$ 74,33 per barel dan minyak Brent naik 3,88% ke US$ 76,86 per barel.

Sementara harga gas alam turun 7,08%% secara mingguan ke US$ 3,68 per MMBtu seiring penurunan 3,01% dalam 24 jam terakhir. Lalu batubara turun 1,20% Ytd ke US$ 123,50 per ton.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mencermati, harga minyak didukung oleh harapan dan optimisme stimulus China. Selain itu, harga minyak mentah turut terkerek kenaikan harga gas alam AS karena cuaca yang lebih dingin dan berhentinya pasokan gas Rusia yang melewati Ukraina ke Eropa.

Namun, Lukman berujar, kenaikan saat ini tidak mengubah prospek suram harga komoditas energi seperti minyak mentah, gas alam dan batubara. Misalnya pada minyak mentah, potensi dolar AS dan suku bunga the Fed yang tinggi senantiasa akan menekan harga.

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Lifting Minyak 605.000 Bph Tahun Ini, Bakal Tercapai?

Efek dari tarif Trump mungkin memicu perang dagang dan mata uang, maka dolar akan semakin tinggi sehingga komoditas dalam dolar akan lebih rendah. AS juga diperkirakan akan terus meningkatkan produksi migas, sehingga kian menambah pasokan global.

‘’Organisasi Pengekspor Minyak Mentah dan sekutunya (OPEC+) juga masih terus mencari momentum untuk memulihkan produksi,’’ jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (6/1).

Sementara itu, Lukman menuturkan, kenaikan harga gas alam Amerika Serikat (AS) bersifat musiman, dan akan kembali turun selepas musim dingin. Pasokan gas yang masih berlimpah masih akan terus menekan harga.

Batubara sendiri tertekan rekor tingkat produksi batubara. Emas hitam ini juga tergantikan karena peralihan pembangkit energi dari batubara ke energi terbarukan dan green seperti panel surya, kincir angin, dan nuklir.

China sebagai konsumen terbesar batubara semakin gencar dalam perpindahan ke energi terbarukan dan nuklir. Pada tahun 2024, China menambahkan 11 reaktor nuklir menjadi total 30 reaktor nuklir generasi ke-3 yang 10% lebih efisien daripada generasi ke-2 dan sedang membangun generasi ke-4 yang 30% lebih efisien dari generasi ke-2. Sedangkan reaktor batubara hanya 14, turun 80% dari tahun 2023.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Berkat Optimisme Ekonomi China di Awal 2025, WTI ke US$72,38

Dengan berbagai faktor tersebut, Lukman memperkirakan harga minyak mentah WTI akan berkisar US$ 65 per barel, gas alam di US$ 3,1 Mmbtu, dan Batubara di US$ 110 – US$ 115 per ton di semester I-2025.

Selanjutnya: Subsidi Bunga 5% ke UMKM Padat Karya Tak Signifikan Pengaruhi Pertumbuhan Kredit UMKM

Menarik Dibaca: 5 Minuman untuk Daya Tahan Tubuh Lebih Kuat, Biar Tidak Gampang Sakit!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×