Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) diprediksi bakal memperberat langkah emiten plastik seiring penurunan permintaan produk plastik. Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama juga mengamini industri plastik masih sangat bergantung pada bahan baku impor.
Di sisi lain, penyebaran virus corona turut melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dus, hal ini semakin memberatkan kinerja emiten plastik.
Untuk diketahui, ada beberapa saham emiten plastik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS), dan PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC).
Baca Juga: Prospek emiten plastik diramal masih berat, ini penyebabnya
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, pergerakan saham-saham tersebut memang kurang likuid. Menurut Hendriko, diantara saham-saham tersebut, saham IMPC merupakan saham yang paling likuid dengan rata-rata transaksi Rp 500 juta–Rp 700 juta dalam sehari.
Meski cukup likuid diantara saham emiten plastik Iainnya, Hendriko menilai saham IMPC cukup riskan karena pada kolom bid dan offer tidak terlalu banyak antrean yang terjadi. Sehingga, investor mungkin akan mengalami kesulitan untuk entry maupun exit dari saham IMPC apabila lot size-nya besar.
“Dan pergerakan cenderung sangat fluktuatif terlihat dari candle-candle yang membentuk,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id, Kamis (23/4).
Baca Juga: Jelang puasa, Panca Budi Idaman (PBID) masih pantau harga plastik kemasan
Untuk saat ini, Hendriko merekomendasikan investor untuk wait and see saham emiten plastik. Pun begitu dengan Nafan yang tidak merekomendasikan saham-saham tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News