Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) masih memantau harga kemasan plastik menjelang bulan puasa dan Lebaran. Meski demikian, Direktur & Sekretaris Perusahaan Panca Budi Idaman Lukman Hakim memastikan per Maret 2020 harga plastik kemasan masih normal.
“Sampai dengan Maret 2020, harga di tingkat produsen masih normal. Kami masih melakukan monitoring permintaan dan situasi pasar,” jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (23/4).
Lukman menambahkan, saat ini PBID telah memiliki beberapa strategi guna meningkatkan kinerja, salah satunya adalah memperluas pangsa pasar dan jangkauan distribusi secara nasional. PBID juga terus menjaga hubungan dengan pelanggan eksisting dan berusaha menggaet pelanggan baru.
“Kami juga meningkatkan brand value serta meningkatkan efisiensi biaya dan operational excellences,” sambung Lukman.
Baca Juga: Biaya Ekspansi Menekan Laba Bersih Panca Budi Idaman (PBID)
Strategi lain yang dilakukan PBID adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi. Kontan.co.id mencatat, saat ini PBID tengah mengawal pembangunan pabrik baru yang berlokasi di daerah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Pabrik anyar tersebut berdiri di atas lahan seluas 12 hektare (ha) dan akan menambah kapasitas produksi PBID dari semula sebesar 98.000 ton per tahun menjadi sebesar 121.000 ton per tahun. Terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Lukman mengaku PBID telah menjalankan risk management dengan melakukan hedging untuk kebutuhan pembayaran utang dalam bentuk valuta asing.
Per 31 Desember 2019, emiten produsen plastik ini membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 222,89 miliar, turun 24,31% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 294,51 miliar. Dari sisi top line, PBID mencatatkan kenaikan penjualan 6,43% menjadi Rp 4,63 triliun pada tahun 2019.
Baca Juga: Bidik penjualan naik 10%, Panca Budi (PBID) perkuat penetrasi di luar Jabodetabek
Salah satu penyebab turunnya laba bersih PBID pada tahun lalu adalah naiknya beban penjualan alias selling expenses, yang naik sekitar 19,61% menjadi Rp 144,12 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News