Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatat kinerja kurang menggembirakan sepanjang tahun 2024. MDKA membukukan rugi bersih sebesar US$ 56 juta, meningkat signifikan dibanding rugi bersih tahun sebelumnya sebesar US$ 21 juta.
Meski demikian, pada kuartal IV 2024, MDKA berhasil mencetak laba bersih US$ 11 juta, berbalik dari kerugian sebesar US$ 55 juta pada kuartal sebelumnya. Kinerja tahunan tetap negatif akibat beban keuangan yang membengkak.
Menurut analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, peningkatan beban keuangan MDKA sebesar 41% secara tahunan menjadi US$ 111 juta menjadi faktor utama yang menekan kinerja.
Baca Juga: Kenaikan Harga Emas dan Progres Proyek Dorong Prospek Merdeka Copper Gold (MDKA)
“Ini disebabkan oleh melonjaknya bunga obligasi dan bunga pinjaman seiring suku bunga yang tetap tinggi,” tulis Andhika dalam riset tertanggal 8 April 2025.
Kendati demikian, MDKA tetap menunjukkan kinerja operasional yang solid. Pendapatan naik 31,2% secara tahunan menjadi US$ 2,23 miliar, didorong oleh peningkatan penjualan dari segmen nikel, terutama melalui Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), serta kontribusi dari penjualan bijih limonit.
Penjualan bijih limonit mengalami lonjakan tajam hingga 1.031% secara tahunan menjadi US$ 181 juta, seiring dengan dimulainya penjualan ke pihak ketiga. Penjualan domestik juga meningkat signifikan, mencapai 66,4% dari total penjualan, selaras dengan tren hilirisasi dalam negeri.
Di sisi lain, prospek MDKA dinilai masih menjanjikan. Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyatakan bahwa harga emas dunia yang diperkirakan terus menguat dapat mendukung kinerja perusahaan.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Merdeka Copper Gold (MDKA) di Tengah Kenaikan Harga Emas
"Harga yang masih akan melejit juga diperkirakan akan mememengaruhi pendapatan maupun laba bersih MDKA, serta perbaikan margin," ujarnya kepada KONTAN, Senin (21/4).
Harga emas diperkirakan mencapai US$ 3.400–US$ 3.500 per ons troi pada tahun ini. Dengan proyeksi tersebut, harga jual rata-rata emas MDKA diprediksi tumbuh 5%–10%.
Analis JP Morgan, Benny Kurniawan, menyebutkan bahwa produksi Tambang Emas Tujuh Bukit berada sesuai harapan dan berpotensi meningkat pada kuartal I 2025, didorong kenaikan harga emas global.
Selain itu, bisnis nikel juga menunjukkan perbaikan akibat stabilnya harga nickel pig iron dan penurunan biaya energi, meskipun margin dari produk matte masih tertekan.