kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Indocement (INTP) mengikuti pertumbuhan ekonomi


Selasa, 01 September 2020 / 20:09 WIB
Prospek Indocement (INTP) mengikuti pertumbuhan ekonomi
ILUSTRASI. Pembukaan ekonomi secara bertahap akan menjadi sinyal positif untuk kinerja Indocement (INTP).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah cukup terpukul akibat pandemi virus corona, industri semen perlahan mulai bangkit. Bahkan kebangkitan ini diproyeksikan akan terus berlanjut ke depan.

Walaupun jika melihat data terakhir, sebenarnya masih menunjukkan hasil yang menurun. Konsumsi semen domestik pada Juli tercatat sebesar 5,4 juta ton atau turuun hingga 15,3% secara year on year (yoy)

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimin Halimin dalam risetnya pada 19 Agustus 2020 menuliskan penurunan tersebut lebih dikarenakan pada Juli tahun lalu merupakan high base seiring masa selepas lebaran. Sehingga distributor melakukan re-stocking pada periode tersebut.

"Walau secara tahunan mengalami penurunan, jika secara bulanan, volume pada periode Juli tercatat naik 9,1% secara month over month. Kami percaya kenaikan volume ini mengindikasikan pemulihan di pasar," ujar Mimin.

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) belum berminat akuisisi perusahaan lain

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), kata Mimin, juga punya pola yang serupa dengan keadaan industri. Volume penjualan semen INTP pada Juli 2020 berkisar 1,5 juta ton atau turun 15% yoy, namun tumbuh 10,7% mom.

Senada, analis Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar dalam risetnya pada 21 Agustus 2020 menuliskan, pada Juli 2020, volume penjualan semen merupakan yang tertinggi secara bulanan pada tahun ini. Hal ini dikarenakan dengan membaiknya permintaan.

Hingga bulan Juli 2020, volume penjualan INTP sudah mencapai 8,5 juta ton atau turun 7,8% yoy. Namun ini masih sejalan dengan proyeksi Maybank Kim Eng pada sepanjang tahun ini, yakni 16 juta ton

"Kami melihat volume penjualan akan terus berlanjut dan tetap kuat hingga November, sebelum akahirnya melambat pada Desember seiring masuk masa liburan. INTP juga berhasil mencatatkan pertumbuhan secara bulanan yang lebih tinggi ketimbang industri, ditunjang juga dengan market share yang sedikit naik dari 26,3% menjadi 26,7%," tulis Isnaputra dalam risetnya.

Baca Juga: Pertahankan kinerja, ini strategi Indocement (INTP) ke depan

Ke depan, Mimin menilai keadaan yang terburuk sudah terlewati kemarin. Sehingga dengan pembukaan ekonomi secara bertahap akan menjadi sinyal positif untuk kinerja INTP. Walau Mimin memperkirakan pertumbuhan positif volume penjualan secara bulanan masih akan cenderung lambat.

Sementara dari sisi katalis negatif, Mimin menyebut pertumbahan permintaan yang justru lebih lambat dari perkiraan, serta kasus positif virus corona terus bertambah yang berpotensi membuat pengetatan PSBB masih akan membayangi kinerja INTP.

"Tapi kami cukup yakin performa kurang baik INTP secara full year sudah price in saat ini, sehingga Mirae merekemondasikan beli saham INTP dengan target harga setahun ke depan Rp 13.600 per saham," imbuh Mimin.

Isnaputra memperkirakan pendapatan akan tumbuh 35% yoy pada 2021 seiring dengan pertumbuhan volume 5% dan peningkatan 0,5% Average Selling Price (ASP) serta kinerja tahun 2020 yang low base. Hal ini juga didukung dengan asumsi kami yang memperkirakan anggaran infrastruktur akan naik hingga 81% secara yoy.

Isnaputra pun merekomendasikan beli saham INTP dengan target harga Rp 15.500 per saham.

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) proyeksikan permintaan semen nasional akan turun 15% tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×