Prospek harga masih cerah

Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Harga timah tergelincir pasca menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2013. Namun, serangkaian faktor eksternal masih memberikan dukungan bagi kenaikan timah lebih lanjut.

Lonjakan permintaan timah di London Metal Exchange (LME) menuju lompatan mingguan terbesar sejak 2011. Pelaku pasar meningkatkan permintaan di tengah kekhawatiran pengetatan ekspor dari Indonesia.

Data LME harian menunjukkan, perintah pembatalan waran pada minggu ini sebanyak 5.160 metrik ton atau lebih dari dua kali lipat dari minggu sebelumnya.

Pelaku pasar khawatir akan pasokan timah ketika aturan yang mewajibkan perdagangan timah diwajibkan melalui bursa lokal Indonesia mulai berlaku pada 30 Agustus 2013.

Berdasarkan data Bloomberg, pengiriman timah pada tujuh bulan pertama sampai Maret turun sebesar 38% dari tahun sebelumnya. Sementara penyelundupan timah kerap terjadi.

“Pembatalan waran mengurangi ekspor Indonesia dan kekhawatiran ketersediaan tambahan pasokan setelah penyitaan beberapa barang timah oleh Angkatan Laut Indonesia. Lonjakan permintaan di LME mungkin antisipasi terhadap pasokan yang terus melemah dari Indonesia,” ungkap Leon Westgate, analis Standard Bank Plc, London dalam laporannya.

Harga timah pengiriman tiga bulan di LME pada Jumat (25/4) turun 0,52% menjadi US$ 23.625 per metrik ton. Harga ini turun setelah mencapai level tertinggi pada hari sebelumnya di level US$ 23.750 per metrik ton.

Ibrahim, analis komoditas dan pasar uang mengatakan, koreksi pada timah merupakan koreksi teknikal setelah berhasil mencapai puncak harga. Selain itu, koreksi timah disebabkan positifnya data ekonomi AS pada akhir pekan lalu.

Data tersebut antara lain klaim pengangguran per Maret 2014 sebesar 2,68 juta orang. Angka ini lebih rendah dibandingkan ekspektasi sebesar 2,75 juta. Adapula data Michigan ekspektasi konsumen sebesar 74,4.

Angka ini juga melampaui ekspektasi sebesar 73,7. Data lainnya yaitu Michigan sentimen konsumen yang dibukukan sebesar 84,1 atau melebihi ekspektasi 83. “Ke depannya, timah masih berpotensi naik terbatas karena didukung oleh faktor tensi geopolitik Ukraina,” jelas Ibrahim.

Adapun faktor pengerek harga timah lainnya yaitu revisi peraturan menteri perdagangan (Permendag) nomor 32 tahun 2013. Nantinya, perdagangan seluruh timah, baik timah batangan maupun timah dalam bentuk lain diwajibkan melalui bursa lokal.

Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi penyelundupan timah. Sentimen positif timah juga datang dari China, dimana pemerintah China akan meningkatkan permintaan timah untuk menggenjot kinerja manufaktur dan properti.

Secara teknikal, lanjut Ibrahim, harga timah mengindikasikan penguatan terbatas. Bollinger band 60% di atas bollinger tengah. Moving average 60% di atas bollinger tengah. Indikator bollinger dan moving average masih positif. Stochastic 65% negatif. Sementara relative strength index (RSI) 70% negatif. Moving average convergence divergence (MACD) wait and see.

Ibrahim menduga, harga timah sepekan ini cenderung naik terbatas di antara US$ 23.690-US$ 23.770 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News