kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Prospek Harga Emas Menanti Hasil FOMC The Fed


Rabu, 20 September 2023 / 19:50 WIB
Prospek Harga Emas Menanti Hasil FOMC The Fed
ILUSTRASI. Harga emas di pasar emas spot terus menguat sejak awal tahun.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas di pasar emas spot terus menguat sejak awal tahun. Jelang pengumuman suku bunga The Fed juga harga emas masih menguat.

Melansir Trading Economics, pada Selasa (20/9) pada pukul 18.32 WIB emas spot berada di US$ 1.931,6 per ons troi atau naik 0,03%.

Analyst R&D ICDX Jonathan Octavianus mengatakan, inflasi Amerika Serikat (AS) masih jauh dari target The Fed di 2%. Sebab, CPI inti tahunan, meski melandai tetapi berada di level 4,3%.

Menurutnya, angka tersebut mengindikasikan bahwa inflasi masih meningkat dan masih jauh dari target The Fed. Sehingga rilisnya angka ini membuat kemungkinan bahwa the Fed menaikkan suku bunganya.

"Hal ini membuat kinerja emas menurun, karena apabila The Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan September maka kemungkinan pasar lebih memilih untuk berinvestasi dengan imbal hasil," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/9).

Baca Juga: Emas Diprediksi Melemah, Analis: Bisa Jadi Momentum Beli

Meski begitu, permintaan akan emas dinilai masih akan positif. Perkiraan itu didasari dari data ekonomi China yang menunjukkan tanda-tanda stabilisasi dengan output industri dan penjualan ritel yang tumbuh lebih cepat dari ekspektasi.

Output industri China tumbuh 4,5% pada bulan Agustus, meningkat dari pertumbuhan 3,7% pada bulan Juli, sekaligus mengalahkan ekspektasi kenaikan 3,9%. Penjualan ritel turut tumbuh lebih cepat sebesar 4,6% di bulan Agustus dibandingkan dengan kenaikan 2,5% di bulan Juli dan perkiraan kenaikan sebesar 3%.

"China merupakan salah satu konsumen utama emas sehingga perkembangan pertumbuhannya turut diharapkan dapat memulihkan permintaan emas," jelasnya.

Oleh sebab itu, apabila The Fed memutuskan meningkatkan harga maka harga emas diperkirakan akan melemah. Sedangkan apabila The Fed mempertahankan suku bunganya kemungkinan dapat menaikkan emas.

Ia menilai, support terdekatnya berada di area US$ 1.920,68 dan resistance terdekatnya berada di area US$ 1.938,79 per ons troi. Adapun untuk perkiraan akhir tahun, apabila menemui sentimen negatif maka support berada di areal US$ 1.875 dan apabila menemui sentimen positif maka resistance berada di area US$ 1.990 per ons troi.

Baca Juga: Menakar Dampak Kenaikan Harga Minyak Mentah Terhadap Komoditas Lainnya

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong sepakat, jika The Fed menahan suku bunga maka harganya bisa menguat. Ia menyebut, ada hampir 40% peluang the Fed akan kembali menaikkan suku bunga hingga akhir tahun, yang mana probabilitas tersebut naik dari di bawah 30% beberapa minggu sebelumnya.

Karenanya, apabila The Fed masih menaikkan suku bunga sekali lagi maka harga emas akan tetap di bawah US$ 2.000 hingga akhir tahun. Sedangkan apabila the Fed mempertahankan suku bunga hingga akhir tahun, harga emas akan naik di atas US$ 2.000 per ons troi.

Jonathan melanjutkan, ada potensi emas melemah karena kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed membuat investor lebih memilih produk dengan imbal hasil yang lebih baik.

"Namun di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi momentum membeli emas di harga murah, mengingat harga emas cenderung bergerak naik setiap tahunnya," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×