Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga emas mengalami jeda pada hari ini setelah melaju ke rekor tertinggi. Penurunan harga terjadi setelah Federal Reserve Amerika Serikat (AS) menghindari mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Sementara kenaikan risiko ekonomi memicu permintaan yang kuat untuk logam safe-haven.
Kamis (4/5) pukul 15.53 WIB, harga emas spot turun 0,3% menjadi US$ 2.033,99 per ons troi. Kemarin, harga emas naik ke US$ 2.072,19 per ons troi, hanya sedikit di bawah rekor tertinggi US$ 2.072,49 yang dicapai pada tahun 2020. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,2% menjadi US$ 2.041,40 per ons troi.
"Selain meningkatnya ketegangan geopolitik, krisis perbankan dan bencana plafon utang AS dapat menambah dukungan harga emas," kata analis Saxo Bank Ole Hansen kepada Reuters.
Baca Juga: Naiknya Harga Emas Dinilai Hanya Bersifat Sementara
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (3/5). Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi persnya mengatakan inflasi tetap menjadi perhatian utama, dan ekonomi AS memiliki peluang lebih besar untuk menghindari resesi, tetapi tidak mengesampingkan resesi ringan.
"Tetapi bencana plafon utang akan bergemuruh dan bersama dengan inflasi tinggi yang sulit ditangani untuk jangka panjang, kami masih melihat prospek harga (emas) yang lebih tinggi," tambah Hansen.
Ketidakpastian ekonomi dan suku bunga yang lebih rendah meningkatkan permintaan untuk emas batangan yang tidak menawarkan imbal hasil.
Baca Juga: Penjualan Emas Tumbuh, Kinerja Aneka Tambang (ANTM) Kian Mengilap
Pasar sekarang melihat peluang 98,5% dari jeda kenaikan suku bunga pada bulan Juni. Analis mengatakan, pelaku pasar akan mengamati data ekonomi yang akan datang untuk mengonfirmasi kemungkinan ini. Pelaku pasar juga tengah mencermati keputusan suku bunga European Central Bank (ECB).
Yeap Jun Rong, analis pasar IG mengatakan bahwa setiap risiko penularan dari sektor perbankan AS akan menempatkan sikap hati-hati pelaku pasar. Alhasil, aset safe haven masih akan menjadi pilihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News