Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto
Tantangan sektor ritel
Cuma, emiten menghadapi persaingan yang ketat. Para emiten beramai-ramai ekspansi ke luar Pulau Jawa untuk menggenjot penjualan. Misal LPPF yang membuka empat gerai baru tahun ini. Emiten ini juga membentuk bisnis e-commerce.
Sampai akhir tahun, Amin memperkirakan LPPF bisa meraih pendapatan Rp 10,85 triliun dan laba bersih Rp 2,64 triliun. Frederik Rasali, analis Panin Sekuritas, melihat, peluang dan tantangan emiten ritel tahun ini adalah belanja konsumen.
Banyaknya retail channel yang membantu penjualan, yakni e-channel atau e-commerce, memberikan sentimen positif. "Bila perusahaan memiliki strategi masuk ke pasar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualan tanpa harus ekspansi gerai dengan ongkos bulanan yang relatif tinggi," ujar Frederik.
Tapi, membangun e-channel juga tidak murah. Frederik memberi contoh mataharimall.com yang mampu menjadi perpanjangan tangan dan mendongkrak penjualan LPPF. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) juga mencoba membuat segmentasi baru untuk mendiversifikasi risiko penjualan. Awalnya RALS hanya bergantung pada konsumen segmen menengah bawah.
Kini, melalui SPAR, RALS mampu menggenjot penjualan level menengah atas. "Namun kalau berbicara penjualan ritel, itu bergantung kondisi ekonomi daerah gerainya," jelas Frederik.
Frederik menyukai LPPF dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). LPPF memiliki sistem pemasaran yang menarik dan dapat mendorong penjualan hingga double digit. Lalu saham MAPI disukai karena kurs dollar AS yang mulai stabil, sehingga margin lebih terjaga.
Perkembangan divisi makanan MAPI juga pesat. MAPI juga membuka gerai di Vietnam. Tapi, menurut Frederik, pengaruhnya tidak signifikan bagi kinerja. Alasannya, perusahaan ini masih membutuhkan biaya besar guna membangun infrastruktur di wilayah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News