Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi melancarkan rencananya untuk mengakuisisi operator maskapai Air Asia Indonesia, PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) akan menerbitkan saham baru lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. CMPP pun berencana untuk meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan besok, Jumat (6/10).
CMPP akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 13,65 miliar saham baru dengan nominal Rp 250 per saham. Jumlah ini setara dengan 98,75% dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh.
Dalam pelaksanaan rights issue ini, setiap pemegang 377 saham lama berhak atas 23.818 HMETD. Ssetiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250. Sehingga lewat rights issue ini, CMPP mampu menjaring dana segar sekitar Rp 3,41 triliun.
Dalam keterbukaan informasi yang dirilis Kamis (5/10), PT Rimau Multi Investama (RMI) selaku pemegang saham pengendali CMPP sudah menyatakan untuk tidak melaksanakan dan tidak mengalihkan HMETD yang dimilikinya. Adapun PT Fersindo Nusaperkasa (FN) dan AirAsia Investment Ltd (AIL) akan bertindak sebagai pembeli siaga dalam rights issue ini.
Selaku pembeli siaga, FN akan membeli sisa saham yang diterbitkan perusahaan sebanyak 5,31 miliar saham baru. Sementara AIL akan membeli sisa saham sebanyak 5,1 miliar saham.
Jika seluruh pemegang saham melaksanakan haknya dalam rights issue ini, kepemilikan saham RMI dalam CMPP merosot menjadi 1,19%. Sementara itu, FN akan memiliki 38,28% dan AIL akan memiliki 36,78%. Sebanyak 23,76% sisanya akan tetap dimiliki oleh publik.
Sekitar 76% dari dana yang diperoleh perusahaan lewat rights issue ini akan digunakan perusahaan untuk mengambil alih sekuritas perpetual PT Indonesia Air Asia (IAA) selaku operator maskapai penerbangan Air Asia Indonesia senilai Rp 2,6 triliun. Sedangkan 24% dari dana segar yang didapat perusahaan akan digunakan untuk modal kerja perusahaan dan entitas anak.
Transaksi pembelian IAA jelas akan memberikan dampak kepada perusahaan. Jumlah aset CMPP pasca akuisisi ini akan bertambah menjadi Rp 2,94 triliun sementara total liabilitas perusahaan akan berubah menjadi Rp 3,04 triliun.
Di sisi lain, akuisisi ini membuat ekuitas perusahaan berubah minus. Awalnya ekuitas perusahaan berjumlah sebesar Rp 16,47 miliar. Namun, berkat transaksi ini perusahaan jadi mengalami defisiensi modal sebesar Rp 100,16 miliar.
Sebagai informasi, hingga 30 Juni 2017 lalu aset IAA berjumlah sebesar Rp 2,92 triliun sedangkan total liabilitasnya berjumlah sebesar Rp 3,04 triliun. Defisiensi modal yang dialami perusahaan hingga akhir Juni lalu berjumlah sebesar Rp 117,22 miliar.
Sementara itu, di semester I-2017 IAA memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,92 triliun. Operator low-cost carrier tersebut pun mengalami kerugian sebesar Rp 557,78 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News