Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memang belum berakhir. Namun, sejumlah indikator perekonomian menunjukkan perbaikan, salah satunya adalah tingkat konsumsi sektor swasta.
Pertumbuhan konsumsi sektor swasta telah pulih dari -5,5% di kuartal kedua 2020 menjadi -4,0% di kuartal ketiga 2020. Tim Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan pertumbuhan konsumsi swasta Indonesia akan turun 2,24% secara tahunan di akhir tahun ini, tetapi meningkat 4,07% secara tahunan di akhir 2021.
Mirae Asset meyakini bahwa kondisi terburuk telah berlalu dan mengharapkan adanya pemulihan lebih lanjut dalam konsumsi domestik. Di sisi lain, kenaikan sejumlah harga barang komoditas dapat menjadi koin bermata dua bagi konsumsi masyarakat.
Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mencatat, sejak kuartal ketiga tahun ini harga beberapa komoditas mulai naik, seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan gandum.
Baca Juga: WHO: Dunia dapat mulai bermimpi Covid-19 berakhir
Untuk saat ini, Mirae Asset masih meyakini perusahaan konsumen di bawah cakupannya dapat menjaga profitabilitas di tahun depan. Profitabilitas akan relatif stabil atau hanya sedikit turun dari perkiraan margin kotor di akhir 2020. Namun perlu dicatat bahwa sebagian besar perusahaan barang konsumsi yang memiliki segmen bisnis yang beragam, akan lebih memungkinkan untuk bertahan terhadap volatilitas saat ini.
Di sisi lain, kenaikan harga CPO dapat membantu meningkatkan pemulihan daya beli karena industri perkebunan di Indonesia merupakan industri yang padat karya. Nilai tukar rupiah yang menguat ke sekitar level Rp 14.100 pada pertengahan November 2020 cukup menggembirakan bagi perusahaan konsumen di Indonesia karena sebagian besar bahan bakunya masih impor.
“Kami memperkirakan penguatan rupiah dapat meningkatkan margin profitabilitas perusahaan konsumen pada tahun 2021,” tulis Mimi dalam riset, Kamis (3/12). Dari sisi harga saham, di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, harga saham perusahaan konsumer di bawah cakupan Mirae Asset juga ikut turun, yang disebabkan oleh kurangnya katalis positif yakni daya beli masyarakat.
Baca Juga: Ekonom IKS prediksi ekonomi 2021 bisa tumbuh hingga 6%, simak pendorongnya
Namun, Mimi meyakini bahwa pembukaan kembali ekonomi akan membawa masyarakat kembali bekerja, yang akan membuat penghasilan rumah tangga kembali normal. Menurut dia, untuk mempertahankan kinerja keberlanjutannya, perusahaan konsumer perlu lebih memahami terkait apa yang dibutuhkan konsumen selama kondisi pandemi saat ini.
Emiten juga dapat memperluas bisnis ke produk baru dan/atau pasar baru. “Kami berharap inisiatif tersebut membuahkan hasil pada tahun 2021, semoga membawa prospek pertumbuhan laba bersih yang lebih baik untuk tahun depan,” kata Mimi.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalnya, meluncurkan beberapa produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen selama pandemi, antara lain semprotan disinfektan Wipol, tisu desinfektan permukaan Wipol, dan krim AntiBakteri Vaseline. UNVR juga meluncurkan produk dengan kemasan yang lebih ekonomis, yang diyakini dapat memungkinkan konsumen untuk menyesuaikan daya beli mereka dalam kondisi pandemi.
Di sisi lain, program vaksinasi Covid-19 sudah semakin dekat yang diyakini akan membawa pemulihan ekonomi secara bertahap tahun depan, sehingga mengarah pada peningkatan daya beli yang lebih baik.
Baca Juga: IHSG berpeluang menguat pekan depan setelah bertahan di atas level psikologis
Mirae Asset menyukai saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) karena paparan penjualan domestiknya yang tinggi, kemampuan untuk meningkatkan permintaan melalui rasa mi instan baru, dan strategi produk mi instan premium untuk meningkatkan harga jual rerata atau average selling price (ASP). Selain itu, akuisisi Pinehill baru-baru ini juga dapat memperbesar target pasarnya.
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga atraktif karena bisnisnya yang terdiversifikasi dengan baik dan kesadaran konsumen terhadap kesehatan telah meningkat. Selain itu, saham UNVR dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) masih memiliki valuasi yang menarik karena diperdagangkan di bawah P/E rata-rata.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli saham ICPB dengan target harga Rp 12.500 per saham, beli saham INDF dengan target harga Rp 8.700, beli saham UNVR dengan target harga Rp 9.300, dan trading buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.760.
Baca Juga: Intip strategi reksadana saham yang unggul sepanjang November
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News