Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata kinerja reksadana saham menurut data Infovesta Utama tumbuh 10,96% secara bulanan pada November. Di tengah pertumbuhan kinerja rata-rata yang signifikan tersebut, Infovesta mencatat 130 reksadana saham berhasil berkinerja di atas rata-rata.
Seperti, reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund milik Sucorinvest Asset Management yang tumbuh 18,05%. Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin mengatakan, dia menerapkan pengelolaan aktif dengan lebih fokus memilih saham di sektor komoditas, infrastruktur, dan barang konsumsi.
"Saat ekonomi mulai pulih dari resesi, sektor komoditas akan naik lebih dulu, ditambah sempat ada kepanikan pasar maka emiten emas akan diuntungkan," kata Toufan, Kamis (3/12). Reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund pun banyak menaruh investasi di saham ANTM.
Selain itu, sektor infrastruktur dengan emiten TLKM dan PGAS juga menjadi pilihan Toufan seiring permintaan kuota internet dan gas tetap stabil di tengah pandemi. Emiten di sektor konsumer penjaja barang kebutuhan pokok juga jadi pilihan. "Meski inflasi masih rendah barang kebutuhan pokok akan tetap ada permintaannya, sektor ini cenderung defensif," kata Toufan.
Baca Juga: Prospek aset berisiko menarik, Star Asset Management agresif kelola reksadana saham
Jika disepanjang tahun ini hingga November, Sucorinvest fokus melakukan trading, di sisa tahun strategi Sucorinvest akan fokus menjaga kestabilan kinerja. "Di Desember upside market masih ada tetapi terbatas, makanya strategi kami adalah realisasi profit sebagian dulu dengan tetap aktif trading pada saham atau sektor yang baru mulai akan naik, seperti properti dan konstruksi," kata Toufan.
Reksadana SAM Indonesia Equity Fund milik Samuel Asset Manajemen juga berhasil tumbuh melebihi rata-rata di 17,69% secara bulanan. Agus B. Yanuar, Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen (SAM) mengatakan kinerja reksadana ini sempat terkoreksi tajam di kuartal I-2020 karena sektor saham yang ada dalam portofolio terdampak pandemi yang menurunkan aktivitas bisnis.
Namun, sejak kuartal kedua 2020, SAM melakukan penyelarasan dan meracik ulang portofolio reksadana tersebut. "Kami fokus pada sektor yang berpotensi akan pulih lebih cepat dan memiliki kondisi keuangan yang kuat serta likuid," kata Agus.
Bobot investasi reksadana ini jatuh pada sektor perbankan, telekomunikasi, perdagangan dan jasa, barang konsumsi, dan belakangan fokus pada sektor mineral dan properti.
Baca Juga: Instrumen apa yang bisa beri capital gain terbesar di tahun depan? Ini kata analis
Hingga akhir tahun Toufan memproyeksikan IHSG berada di 5.800-5.900. Sementara di 2021 IHSG berpotensi tumbuh ke 6.300.
Sementara, Agus berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 positif dengan begitu diproyeksikan pertumbuhan laba dari emiten secara rata-rata juga berpotensi positif di atas 20%. Alhasil, kinerja IHSG juga akan positif dan kinerja reksadana saham semakin membaik.
Baca Juga: Kinerja industri reksadana selama November kinclong, disokong kenaikan IHSG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News