Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Begitu juga dengan konsumsi batubara INCO yang berkurang dari 121.104 ton pada kuartal IV-2024 menjadi 118.018 ton pada kuartal I-2025. INCO pun mengalami penurunan konsumsi bahan bakar diesel dari 15.319 kiloliter pada kuartal IV-2024 menjadi 18.614 kiloliter pada kuartal I-2025.
Penurunan HSFO dan batubara dari kuartal IV-2024 ke kuartal I-2025 mencerminkan produksi nikel matte yang lebih rendah selama periode tersebut. Khusus untuk konsumsi diesel, hal ini patut dipandang sebagai kisaran normal, di mana INCO memperkirakan konsumsi dan aktivitas akan kembali ke tingkat normal pada kuartal-kuartal berikutnya.
Pada kuartal I-2025, harga HSFO dan batubara turun masing-masing sebesar 3% dan 11%, sementara harga diesel mengalami kenaikan moderat sebesar 1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sudah mencerminkan penerapan B40.
Penurunan harga batubara yang signifikan juga mencerminkan perbaikan dari inisiatif kategori procurement terkait dengan pengadaan vendor yang INCO harapkan dapat mendukung harga dasar batubara pada kuartal-kuartal berikutnya.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Target Selesaikan 3 Pabrik Nikel HPAL Periode 2025-2026
Bahan bakar dan batubara merupakan komponen utama biaya produksi INCO. Bersamaan dengan inisiatif bauran energi perusahaan, penurunan harga komoditas baru-baru ini turut membantu menurunkan biaya penjualan tunai per unit menjadi US$ 8.501 per ton pada kuartal I-2025, lebih baik dibandingkan kuartal IV-2024 sebesar US$ 8.978 per ton.
Hingga laporan ini dibuat, INCO tengah menyusun revisi RKAB untuk mengamankan sekitar 2 juta ton bijih saprolit tambahan dari blok Bahodopi. “Dengan kemajuan terkini dalam pengembangan tambang di Bahodopi, kami optimis bahwa operasi akan dimulai lebih awal sekitar akhir kuartal II atau awal kuartal III tahun ini,” ungkap Abu Ashar.
Tak ketinggalan, selama periode kuartal I-2025, INCO mengeluarkan sekitar US$ 128,1 juta belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengeluaran belanja modal berkelanjutan dan pertumbuhan. Hal ini merupakan sinyal komitmen perusahaan terhadap proyek-proyek pertumbuhan.
Sementara itu, kas dan setara kas INCO per 31 Maret 2025 adalah US$ 601,4 juta atau turun 11% dibandingkan dengan US$ 674,7 juta per 31 Desember 2024. INCO pun akan terus menerapkan manajemen kas secara hati-hati untuk menjaga ketersediaan kas.
Selanjutnya: IHSG Kembali Menguat, Cermati Saham yang Banyak Diborong Asing, Selasa (29/4)
Menarik Dibaca: Institut Teknologi PLN (ITPLN) Kerjasama dengan Mayora, Salah Satunya untuk Rekrutmen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News