Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas (migas) Keluarga Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membukukan pertumbuhan kinerja keuangan.
Berdasarkan keterangan resmi, Kamis (3/4), ENRG membukukan laba sebelum bunga, pajak dan beban penyusutan (EBITDA) senilai US$ 462,05 juta di tahun 2013.
Perolehan tersebut tumbuh 34,91% jika dibandingkan EBITDA tahun 2012 yang tercatat US$ 342,48 juta. Kenaikan EBITDA sejalan dengan penjualan bersih ENRG tahun lalu, yang tumbuh 23,32% year-on-year (yoy) menjadi US$ 807,23 juta.
Amir Balfas, Direktur ENRG menuturkan, kenaikan kinerja keuangan didorong produksi migas dan harga jual gas yang diterima oleh perusahaan.
Tahun lalu, ENRG berhasil mendongkrak produksi minyak menjadi 12.465 barel per hari, naik dari 2012 yang 12.383 barel per hari.
Pun demikian dengan produksi gas yang bertambah menjadi 220 juta kaki kubik per hari (mcf) dari tahun sebelumnya yang 135 mcf. Harga jual gas ENRG di tahun lalu tercatat naik menjadi US$ 5,8 per mcf dari 2012 yang US$ 5,2 per mcf.
Sementara harga minyak yang diterima ENRG justru turun dari US$ 104,8 per barel di 2012 menjadi US$ 93,2 per barel di tahun lalu. Jika dicermati laba bersih ENRG di tahun lalu sejatinya melompat 1.013% year-on-year (yoy) menjadi US$ 170,27 juta.
Namun, lonjakan laba bersih tidak mencerminkan performa operasional ENRG lantaran lebih banyak ditopang oleh laba atas penjualan blok Masela yang mencapai US$ 163,68 juta.
"Fokus kami saat ini adalah untuk meningkatkan kinerja dari blok-blok yang telah berproduksi dan mengembangkan aset gas yang baru diakuisisi di Mozambique, Afrika, yaitu Buzi EPCC," tulis Amir.
Saat ini, ENRG memiliki empat blok migas yang sudah berproduksi, yakni Kangean PSC (Jawa Timur), ONWJ PSC (Jawa Barat), Bentu PSC (Riau) dan Tonga PSC (Sumatera Utara).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News