kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

ENRG batal akuisisi 49% Saham EIBL


Selasa, 25 Februari 2014 / 17:09 WIB
ENRG batal akuisisi 49% Saham EIBL
ILUSTRASI. Rencana proyek?PLTA PT Kayan Hydro Energy (KHE).


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membatalkan rencana akuisisi 49% saham EMP International (BVI) Ltd (EIBL) dari Owen Holdings Limited. Kepastian itu disampaikan ENRG kepada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/2).

ENRG tegas menyatakan, tidak jadi menyelesaikan akuisisi terhadap pemilik 36,72% working interest Blok Offshore North West Java (ONWJ) tersebut. Pasalnya, perjanjian jual beli bersyarat atau share sale and purchase agreement (SPA) antara Owen Holding dengan anak ENRG, EMP Holding Singapore Pte. Ltd telah kedaluwarsa pada 31 Oktober 2013 silam.

"SPA telah berakhir pada tanggal tersebut, karena transaksi tidak jadi dilaksanakan dan para pihak tidak memperpanjang masa berlaku SPA tersebut," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi yang ditandatangani Didit H. Agripinanto dan Amir Balfas, Direktur ENRG, Selasa (25/2).

ENRG memang tidak bisa finalisasi akuisisi tersebut, lantaran proses penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) ditunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

ENRG beralasan, kondisi pasar saham saat ini tak kondusif untuk menggelar rights issue. Dalam prospektus yang dirilis 2 Agustus 2013, ENRG berniat menerbitkan 20.981.989.426 saham seharga Rp 140 per saham dan berpotensi meraup dana Rp 2,94 triliun.

Pada 15 September 2013, ENRG menurunkan harga rights issue menjadi Rp 120 per saham, dengan asumsi perolehan Rp 2,52 triliun. Dana tersebut rencananya akan digunakan ENRG untuk mengakuisisi 49% saham EIBL dari Owen Holdings.

Namun, pada 17 September 2013, ENRG memang menyatakan menunda rights issue hingga batas yang belum ditentukan. Rencana rights issue ENRG memang belum mendapat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Rights issue ENRG itu  kembali mendapat sorotan setelah PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) juga berniat melakukan aksi serupa. MTFN mengincar perolehan dana senilai Rp 2,78 triliun.

Masalahnya, penggunaan dana rights issue MTFN bersinggungan dengan rencana ENRG. MTFN akan menggunakan Rp 2,52 triliun atau 93,48% dari total dana rights issue untuk mengakuisisi 100% saham Owen Holdings yang dimiliki Densel Venture Ltd (DVL) dan OG Resources Ltd (OGR).

Owen adalah pemilik 49% saham EIBL yang merupakan pemilik 100% saham EMP ONWL Ltd. Perusahaan ini memiliki 36,72% working interest di Blok Offshore Northwest Java (ONWJ) PSC.

Persinggungan ini melahirkan dugaan hubungan afiliasi antaran ENRG dengan MTFN. Namun, ENRG kembali membantah dugaan ini.

"Perseroan dan Capitalinc tidak memenuhi kriteria satu grup perusahaan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi PT BEI Nomor: Kep-00403/BEI/12-2012 yang berlaku pada 2 Januari 2013," tulis manajemen ENRG.

Pada Selasa (25/2), harga ENRG turun 3,96% ke level Rp 97 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×