kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Produksi minyak Arab Saudi tekan harga global


Minggu, 17 Mei 2015 / 20:33 WIB
Produksi minyak Arab Saudi tekan harga global
ILUSTRASI. Seorang?warga menonton penjualan produk melalui Tiktok Shop di Jakarta, Rabu (4/10/2023). Mulai pukul 17:00 WIB hari Rabu ini (4/10/2023), TikTok Shop tutup layanannya di Indonesia. Namun, sebenarnya layanan tersebut masih bisa tetap berjualan asalkan memenuhi beberapa syarat yang tercantum dalam Permendag 31 Tahun 2023. Salah satunya adalah tidak memfasilitasi transaksi di dalam aplikasi. Di dalam aturan itu, platform yang disebut sebagai social-commerce dilarang untuk melakukan transaksi. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak dunia terlempar kembali ke bawah level US$ 60,00 per barel. Tekanan utama bagi harga minyak masih berasal dari meningkatnya produksi minyak Arab Saudi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/5) harga minyak kontrak pengiriman Juni 2015 di bursa New York Mercantile Exchange tercatat turun 0,31% ke level US$ 59,69 per barel dibanding hari sebelumnya. Begitu pun dalam sepekan harga minyak masih merangkak tipis 0,50%.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan bahwa peningkatan produksi yang kembali terjadi di Arab Saudi membuat harga sulit bangkit. Arab sebagai negara penghasil utama minyak sekaligus bagian dari OPEC membuat stok minyak global kembali banjir.

“Bulan April 2015 produksi Arab Saudi meningkat 13.700 barel per hari menjadi 10,3 juta barel per hari,” kata Deddy. Padahal OPEC sendiri masih tetap akan mempertahankan kuota produksinya di level 30 juta barel per hari.

Apalagi saat ini Iran juga masih menyimpan 30 juta barel di tanker lepas pantainya. “Stok Iran ini rencananya sudah siap di ekspor seketika sanksi dicabut. Akibatnya, Iran bisa mengekspor sekitar 1,7 juta barel per harinya,” jelas Deddy. Hal ini semakin menegaskan kekhawatiran pasar akan meningkatnya banjir stok.

Tekanan juga datang dari perlambatan ekonomi negara-negara konsumen utama minyak dunia. Sebut saja China dan Jerman yang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal satu 2015. Begitu juga dengan Amerika Serikat yang terus menunjukkan data ekonomi kurang memuaskan.

“Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melambat ini mengkhawatirkan pasar akan mengeringnya permintaan pasar akan minyak. Efeknya, harga tertekan,” papar Deddy.

Melihat ini, Deddy menduga harga minyak akan bergerak konsolidasi dengan tekanan turun tipis pada Senin (18/5). “Tapi selagi masih di atas US$ 58 per barel masih bisa bertahan dari penurunan lebih dalam,” duga Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×