Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Namun sejumlah perusahaan kargo mencatat pengiriman minyak sawit Malaysia naik secara bulanan antara 8,7% hingga 9,5% pada 1-20 Oktober. Di lain sisi, data dari Southern Peninsular Palm Oil Millers menunjukkan penurunan produksi sebesar 6,3% selama 20 hari pertama bulan Oktober dari bulan sebelumnya.
Di samping itu, Wahyu menyoroti bahwa harga CPO juga akan didukung sentimen positif moneter global dengan bank sentral AS, Eropa, Inggris dan negara major lainnya cenderung akan memangkas suku bunga. China juga berusaha keras memacu ekonominya dengan stimulus moneternya yang luar biasa.
"Semuanya sengaja dilakukan untuk menunjang ekonomi global yang bisa memicu permintaan dan support komoditas secara umum," sambung dia.
Baca Juga: Kementerian ESDM Tegaskan Program B40 dan B50 Tak Ganggu Pangan
Dalam setahun terakhir, Wahyu mengamati bahwa harga minyak sawit mentah alias CPO bergerak dalam tren buliish. Kenaikan harga CPO signifikan hingga menyentuh level MYR4.570 per ton untuk kontrak berjangka bulan November.
Wahyu menganalisis, harga CPO di akhir tahun bakal berada di rentang MYR 4.400 – MYR 4.800 per ton. Namun perlu diantisipasi mendekati level atas MYR4.700 bakal rentan koreksi.
Untuk tahun 2025, harga CPO kemungkinan bakal berada di kisaran MYR3.500 – MYR 5.000 per ton. Level wajar harga CPO di tahun depan sekitar MYR4.000 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News