Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali naik setelah sebelumnya turun dalam empat hari perdagangan hingga Rabu (17/7). Kenaikan harga minyak mentah salah satunya didorong oleh persediaan minyak mentah mingguan Administrasi Informasi Energi (EIA) turun lebih dari yang diharapkan ke level terendah dalam lima bulan.
Berdasarkan data dari Trading Economics, harga minyak mentah WTI naik 0,09% ke level US$ 82,46 per barel pada Kamis (18/7) pukul 20.00 WIB. Sedangkan harga minyak Brent kembali turun 0,22% ke level US$ 84,52 per barel.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, sentimen lainnya yang membuat harga minyak mentah sedikit lebih tinggi karena kemerosotan indeks dolar ke level terendah dalam tiga bulan, sehingga membuat harga komoditas energi menjadi bullish termasuk minyak mentah.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Kamis (18/7) Siang, Brent ke US$85,66 dan WTI ke US$83,60
“Kenaikan harga minyak mentah juga karena setelah persediaan minyak mentah mingguan EIA turun lebih dari yang diharapkan ke level terendah dalam 5 bulan,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7).
Namun, Sutopo menilai bahwa kenaikan harga minyak mentah ini kemungkinan bersifat sementara, karena tidak ada dukungan dari peningkatan permintaan.
Dengan begitu, dia memperkirakan harga minyak mentah WTI akan berada di level US$ 85 per barel pada akhir kuartal ketiga ini. Sedangkan pada akhir tahun, dia memperkirakan harganya akan diperdagangkan di level US$ 90 per barel.
Sementara untuk harga minyak brent, Sutopo memprediksi harganya akan mencapai US$ 85 per barel sampai US$ 92 per barel pada kuartal ketiga 2024. Kemudian, pada akhir tahun, harganya diperkirakan akan berada di level US$ 95 per barel.
“Namun pada pekan ini, harga minyak mentah WTI masih akan stabil berkisar US$ 80 - US$ 85 per barel, karena kelihatan belum ada faktor pendukung yang berlebihan,” imbuhnya.
Baca Juga: Harga Minyak Makin Panas Karena Penarikan Stok AS dan Pelemahan Dolar AS
Selaras dengan hal ini, Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong juga mengatakan bahwa kenaikan harga minyak mentah ini hanya bersifat sesaat, merespons data inventaris minyak mentah AS yang turun besar.
“Sentimen dari sikap dovish the Fed belakang ini juga ikut mendukung harga,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7).
Meski demikian, Lukman mengatakan sentimen risk off di pasar, menyusul pernyataan Trump dan Biden yang memicu kekhawatiran meningkatnya tensi geopolitik China dan Amerika Serikat (AS), akan kembali menekan harga minyak mentah.
“Namun, dalam sepekan ini, saya memprediksi harga minyak mentah WTI masih akan stabil berkisar US$ 81 - US$ 85 per barel,” kata dia.
Lukman pun memprediksi, harga minyak mentah WTI akan berada di sekitar US$ 83 per barel-US$ 85 per barel pada kuartal ketiga ini. Sedangkan di akhir tahun 2024, dia memperkirakan harga minyak bisa mencapai US$ 90 per barel.
Baca Juga: Stok Minyak AS Turun, Harga Minyak Berpotensi Naik
Sementara itu, untuk harga minyak Brent diprediksi harganya akan mencapai US$ 85 per barel sampai US$ 90 per barel pada kuartal ketiga 2024. Kemudian, pada akhir tahun, harganya diperkirakan akan berada di level US$ 90 per barel sampai US$ 95 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News