kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi China diprediksi turun, simak rekomendasi analis untuk saham batubara


Minggu, 14 Juni 2020 / 18:35 WIB
Produksi China diprediksi turun, simak rekomendasi analis untuk saham batubara
ILUSTRASI. PT Indika Energy Tbk (INDY)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara dinilai masih memiliki potensi untuk naik tahun ini. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengatakan, katalis terhadap harga batubara global akan datang dari dalam maupun luar negeri.

Mirae Asset Sekuritas memangkas proyeksi total produksi batubara China untuk tahun 2020 - 2021, yakni masing-masing menjadi 3,32 miliar ton dan 3,49 miliar ton.

Baca Juga: Alfa Energi (FIRE) menyisakan dana buyback saham Rp 4,7 miliar

Sebelumnya, Mirae Asset memperkirakan produksi batubara China tahun 2020 dan 2021 akan mencapai 3,47 miliar ton dan 3,78 miliar ton. Pemangkasan proyeksi volume produksi ini seiring dengan pandemi Covid-19.

Selain itu, Andy optimis bahwa harga batubara global dapat dipertahankan pada tingkat yang wajar karena keterkaitan komoditas batubara terhadap perekonomian China cukup kuat.

Setelah memperhitungkan semua asumsi, Andy memangkas asumsi harga batubara global di 2020 dan 2021 rata-rata menjadi US$ 65 per ton dan US$ 70 per ton, masing-masing turun 7,1% dan 6,7% dari perkiraan Mirae Aseet sebelumnya.

Baca Juga: PKP2B Kideco berakhir di 2023, kapan Indika (INDY) ajukan perpanjangan?

Optimisme harga wajar ini juga didukung karena perusahaan batubara China masih berada dalam posisi utang, sedangkan perusahaan batubara Asia lainnya memiliki neraca yang lebih sehat.

Meskipun banyak tekanan pada harga batubara global dalam beberapa bulan terakhir (karena melemahnya permintaan di China),Andy berekspektasi permintaan batubara China akan bertahan dalam jangka menengah karena adanya investasi baru kapasitas pembangkit listrik di negeri Tirai Bambu tersebut.

Dari dalam negeri, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya menyetujui revisi UU Minerba. Revisi ini bertujuan untuk mengembangkan industri pertambangan hilir Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Baca Juga: Operasional Rig Tenders Indonesia (RIGS) terhambat akibat Covid-19

Revisi ini akan memungkinkan para penambang, terutama pemegang lisensi Perjanjian Karya Pertambangan Batu Bara / PKP2B, untuk memperpanjang izin mereka melalui proses birokrasi yang lebih sederhana dan terpusat.

“Namun, pemerintah masih belum mengungkapkan royalti terkait dan skema pajak penghasilan perusahaan. Kami melihat bahwa revisi undang-undang ini akan menguntungkan perusahaan yang memiliki lisensi PKP2B, seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG),” papar Andy.

Mirae Asset Sekuritas menaikkan rating sektor batubara dari netral menjadi overweight, dengan rekomendasi trading buy saham ADRO dengan target harga Rp 1.260, trading buy saham ITMG dengan target harga Rp 10.150, serta hold saham PTBA dengan target harga Rp 2.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×