kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,16   -2,35   -0.26%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Batubara Thermal Adaro (ADRO) Berpotensi Datar pada Tahun Depan


Rabu, 13 Desember 2023 / 20:56 WIB
Produksi Batubara Thermal Adaro (ADRO) Berpotensi Datar pada Tahun Depan


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memproyeksikan volume produksi batubara thermal pada tahun depan akan datar, tak jauh berbeda dari capaian tahun ini. Meski begitu, ADRO bakal tetap mengoptimalkan kapasitas produksi dari anak usahanya, PT Adaro Indonesia.

Direktur Adaro Indonesia, Hendri Tan mengatakan untuk mematok target produksi, ADRO mempertimbangkan sejumlah faktor. Termasuk dari sisi dinamika pasar dan harga batubara global, menjaga tingkat cadangan, serta persetujuan dari pemerintah.

Saat ini, Hendri belum bisa merinci angka pasti target produksi batubara termal ADRO lantaran masih menunggu persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). "Kami akan fokus mengoptimalkan cadangan yang ada dan mencapai produksi yang lebih efisien," kata Hendri, Rabu (13/12).

Adapun sampai dengan September 2023, volume produksi batubara ADRO naik 12% menjadi 50,73 juta ton. Capaian ini masih sejalan dengan target volume penjualan yang dipatok sebesar 62 juta - 64 juta ton sepanjang tahun 2023. 

Baca Juga: Investasi Sektor Minerba Tahun Berjalan 2023 sudah Lampaui Realisasi 2022

Hendri pun menyoroti, pada tahun ini harga batubara global melandai. Tapi, mulai ada kenaikan pada kuartal IV-2023, sejalan dengan meningkatnya permintaan. Menurut Hendri, posisi harga batubara saat ini masih bisa menopang kinerja ADRO.

"Secara keseluruhan masih di level yang sehat bagi perusahaan untuk bisa perform. Kami syukuri batubara secara fundamental masih baik," imbuh Hendri.

Meski produksi batubara thermal berpotensi flat, tapi ADRO bakal tetap memacu produksi batubara metalurgi (coking coal) lewat anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Langkah itu dilakukan untuk mengejar peningkatan produksi coking coal agar mencapai 6 juta ton pada 2025, naik dibandingkan target saat ini yang ada di sekitar 4,3 juta ton.

Peningkatan produksi batubara metalurgi sejalan dengan strategi memacu kontribusi pendapatan dari luar bisnis batubara thermal. Secara grup, ADRO menargetkan pendapatan dari non-batubara thermal bisa mencapai sekitar 50% pada tahun 2030.

Baca Juga: Begini Perkembangan Terkini PLTA Mentarang Milik Adaro Energy (ADRO)

Selain menggenjot produksi batubara thermal, ADRO juga memacu proyek mineral dan energi baru terbarukan (EBT) supaya bisa mencapai target tersebut. Salah satu proyek jumbo yang sedang digarap adalah smelter aluminium lewat ADMR.

Proyek hilirisasi ini bakal digarap dalam tiga tahap dengan kapasitas produksi yang bisa mencapai 1,5 juta ton. Pada tahap pertama, proyek smelter aluminium ini ditargetkan rampung pada tahun 2025 dengan kapasitas 500.000 ton aluminium per tahun.

"Cita-cita kami tahun 2030 pendapatan dari non-coal related bisa memberikan sumbangsih sekitar 50%. Bukan berarti secara nominal kontribusi dari batubara (thermal) turun, tapi karena ekspansi proyek dan produk yang kami kerjakan sudah mulai memberikan imbal hasil," ungkap Direktur Adaro Minerals, Wito Krisnahadi.

Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonegoro menambahkan, diversifikasi ADRO di luar batubara thermal merupakan proyek jangka panjang. Dia memberikan gambaran, untuk penyelesaian satu proyek saja paling cepat memerlukan waktu hingga dua setengah tahun.

Baca Juga: Strategi Adaro Energy (ADRO) Mengejar 50% Pendapatan Non-Batubara Thermal Tahun 2030

Pada segmen listrik EBT, saat ini ADRO memiliki sejumlah proyek mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). ADRO diproyeksikan baru bisa mulai memanen hasil dari proyek-proyek tersebut antara tahun 2026-2030. 

"Kira-kira di situ baru muncul revenue. Proyeknya memang jangka panjang, sehingga pada tahun depan kami fokusnya agar bisa eksekusi," kata Dharma.

Sejumlah proyek listrik hijau Grup Adaro di antaranya ada PLTA Mentarang Induk berkapasitas 1.375 Megawatt (MW). PLTA ini ditargetkan bisa beroperasi komersial pada tahun 2030, yang akan memasok energi untuk Kawasan Industri di Kalimantan Utara.

Proyek lain yang sedang digarap ADRO adalah PLTB Tanah Laut berkapasitas 70 MW, yang ditargetkan beroperasi komersial pada 2025. Selain itu, ADRO melalui PT Adaro Power juga tergabung dalam konsorsium untuk mengembangkan industri panel surya dan penyimpanan energi baterai bersama dengan Grup Medco (MEDC) dan TBS Energi (TOBA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×