kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produk reksadana campuran terbaik mulai menghindari SUN


Sabtu, 03 November 2018 / 15:29 WIB
Produk reksadana campuran terbaik mulai menghindari SUN
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koreksi di pasar saham dan obligasi membuat kinerja reksadana campuran kesulitan untuk tumbuh secara positif. Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana campuran yang tercermin di Infovesta Balanced Fund Index terkoreksi 5,99% secara year to date (ytd) hingga Oktober lalu. Namun, di Oktober saja, kinerja rata-rata reksadana ini minus 2,12% (mom).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, kinerja reksadana campuran memang tertekan oleh gejolak di pasar saham dan obligasi. Mengingat, di bulan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,43% (mom) sepanjang bulan Oktober.

Sejalan, pasar obligasi, khususnya obligasi negara, juga terkoreksi. Padahal volatilitas rupiah mulai mereda. Terbukti, Infovesta Government Bond Index yang turun 1,03% (mom) pada bulan lalu.

Wawan pun menilai, produk reksadana yang masih bisa bertahan di tengah pelemahan indeks pada umumnya tertolong oleh pemilihan saham yang tepat atau sesuai dengan kondisi perekonomian terkini.Selain itu, obligasi korporasi juga masih menjadi penolong produk reksadana campuran dalam beberapa waktu terakhir, lantaran volatilitas harganya relatif terbatas.

Ke depan, kinerja rata-rata reksadana campuran diperkirakan sulit untuk menembus level positif mengingat posisi IHSG masih terpuruk. Kinerja reksadana campuran baru bisa membaik kalau IHSG kembali ke level 6.2006.300, ujar Wawan.

Akan tetapi, hal ini pun tidak sepenuhnya menjadi jaminan. Pasalnya, kinerja reksadana campuran juga sangat ditentukan oleh kondisi pasar obligasi negara.

Dengan adanya tren kenaikan suku bunga acuan, harga Surat Utang Negara (SUN) masih dalam tren penurunan hingga tahun depan.

Kinerja positif

Walau memiliki kinerja negatif, ada beberapa produk yang masih mencetak kinerja ciamik. Salah satunya adalah Sucorinvest Anak Pintar besutan Sucor Asset Management.

Sepanjang tahun ini, produk tersebut menorehkan imbal hasil sebesar 21,27%. Jemmy Paul Wawointana, Direktur Utama Sucor Asset Management, mengatakan, keberhasilan Sucorinvest Anak Pintar mencatatkan kinerja positif karena rajin dalam melakukan rebalancing portofolio.

Ketika pasar sedang mengalami tren koreksi, Sucor memperkuat posisi efek pasar uang. Sebaliknya, ketika pasar sedang bullish, kami berani untuk melakukan trading saham atau obligasi, tambah dia.

Asal tahu saja, untuk saat ini porsi obligasi dan saham dalam reksadana Sucorinvest Anak Pintar cukup seimbang atau sama-sama mendekati 50%. Namun, pilihan obligasi nya lebih ke obligasi korporasi yang memiliki peringkat utang mumpuni ketimbang SUN.

Untuk instrumen saham, reksadana ini memiliki porsi yang cukup besar pada saham-saham sektor perbankan dan pertambangan. Namun, Jemmy menambahkan, akhir-akhir ini pihaknya mulai switching ke sektor konstruksi mengingat valuasinya sudah cukup murah sementara kinerjanya cukup stabil.

Pada akhir tahun ini, Jemmy optimistis, reksadana Sucorinvest Anak Pintar dapat memperoleh imbal hasil sebesar 25%.

Selain Sucor, Shinhan Asset Management pun berhasil memasukkan salah satu produknya ke posisi lima besar reksadana berkinerja terbaik, yakni reksadana Archipelago Balance Fund yang berhasil mencetak kinerja menawan dengan tumbuh 1,4% di bulan Oktober.

Kinerja produk ini tergolong stabil. Dalam 10 bulan terakhir, Archipelago Balance Fund sudah memberi imbal hasil 26,53%. Presiden Direktur Shinhan Asset Management Tjiong Toni mengatakan, sebenarnya reksadana ini dikelola secara konservatif dan mengutamakan keseimbangan antar jenis instrumen.

Porsi efek pasar uang dalam reksadana ini pun cukup besar ketika volatilitas pasar meningat. Saat ini kami mengalokasikan sekitar 30% di instrumen pasar uang dan bisa meningkat menjadi 50% kalau pasar kembali bergejolak, terang dia.

Lebih lanjut, kinerja reksadana ini melesat berkat pemilihan saham yang tepat dengan kondisi pasar. Dalam hal ini, Shinhan AM mengandalkan saham-saham berkapitalisasi kecil-menengah yang memiliki pertumbuhan nilai saham dan kinerja keuangan yang ciamik. Selain itu, saham yang diuntungkan oleh pelemahan rupiah juga dijadikan tumpuan bagi reksadana tersebut. Kami investasi pada emiten eksportir seperti WOOD, pungkas Toni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×