kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Archipelago Balance Fund cetak return 26,53% sejak awal tahun


Jumat, 02 November 2018 / 20:17 WIB
Archipelago Balance Fund cetak return 26,53% sejak awal tahun
ILUSTRASI. PT Shinhan Asset Management buka perdagangan BEI


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana Archipelago Balance Fund berhasil mencetak kinerja menawan walaupun kondisi pasar saham dan obligasi Indonesia masih belum stabil.

Per Oktober 2018, kinerja reksadana yang dikelola oleh Shinhan Asset Management ini tumbuh 26,53% secara year to date (ytd). Hasil ini menempatkannya di posisi kedua produk reksadana campuran terbaik sepanjang 2018 berjalan di bawah Millenium Balance Fund yang memperoleh return 29,46% (ytd).

Presiden Direktur Shinhan Asset Management, Tjiong Toni mengatakan, reksadana ini dikelola secara konservatif dan mengutamakan keseimbangan antarjenis instrumen.

Dia menyebut, porsi efek pasar uang dalam reksadana Archipelago Balance Fund cukup besar ketika volatilitas pasar meningkat. “Saat ini kami mengalokasikan sekitar 30% di instrumen pasar uang dan bisa meningkat menjadi 50% kalau pasar kembali bergejolak,” kata Toni, Jumat (2/11).

Lebih lanjut, kinerja reksadana ini melesat berkat pemilihan saham yang tepat dengan kondisi pasar. Dalam hal ini, Shinhan AM mengandalkan saham-saham berkapitalisasi kecil-menengah yang memiliki pertumbuhan nilai saham dan kinerja keuangan yang ciamik.

Selain itu, saham-saham yang diuntungkan oleh pelemahan rupiah juga dijadikan tumpuan bagi reksadana tersebut. “Kami investasi pada emiten-emiten eksportir seperti PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD),” imbuh Toni.

Sedangkan untuk obligasi, produk ini mengandalkan obligasi korporasi dengan tenor pendek untuk meminimalisir risiko pasar.

Toni berharap, kinerja Archipelago Balance Fund masih bisa tumbuh hingga 30% pada akhir tahun nanti. Ia mengaku, belum akan mengubah strategi pengelolaan reksadana ini. Pihaknya masih melihat perkembangan volatilitas pasar keuangan dan pergerakan rupiah sebelum menentukan strategi yang tepat untuk reksadana tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×