Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) berhasil menjaga kinerja profitabilitas pada kuartal III-2025, meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025 dikutip Kamis (23/10/2025), PMUI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,82 triliun, turun 5,55% secara tahunan (year-on-year/YoY). Penurunan terjadi di seluruh lini bisnis perseroan.
Baca Juga: Prima Multi Usaha Indonesia (PMUI) Resmi Melantai di BEI, Sahamnya Turun 13,13%
Rinciannya, penjualan barang turun 28,90% YoY menjadi Rp 2,15 triliun, pendapatan jasa dan komisi turun 30% YoY menjadi Rp 141,94 miliar, penjualan makanan dan minuman turun 31,74% YoY menjadi Rp 251,73 miliar, dan produk perawatan menurun 16,42% YoY menjadi Rp 281,41 miliar.
Kendati demikian, dengan beban pokok penjualan yang menurun 5,88% YoY menjadi Rp 2,64 triliun, laba kotor PMUI hanya terkoreksi tipis 0,74% YoY menjadi Rp 184,47 miliar.
Efisiensi operasional juga turut menopang kinerja laba. Beban penjualan turun menjadi Rp 91,01 miliar dari Rp 96,22 miliar.
Sementara beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 46,36 miliar dari Rp 50,24 miliar.
Alhasil, laba usaha PMUI tumbuh 16,82% YoY menjadi Rp 51,79 miliar.
Selain itu, pendapatan keuangan meningkat signifikan menjadi Rp 1,56 miliar dari Rp 824,81 juta tahun lalu, sementara biaya keuangan turun tipis menjadi Rp 7,49 miliar dari Rp 7,74 miliar.
Baca Juga: Prima Multi Usaha Indonesia (PMUI) Tetapkan Harga IPO Rp 180 per Saham
Dengan capaian tersebut, laba sebelum pajak naik 22,58% YoY menjadi Rp 45,86 miliar.
Meski beban pajak penghasilan meningkat 21,18% YoY menjadi Rp 9,94 miliar, laba bersih PMUI tetap tumbuh 25,99% YoY menjadi Rp 33,73 miliar.
Laba per saham juga meningkat menjadi Rp 5,82 per saham, dibanding Rp 5,77 per saham pada periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi neraca, total aset PMUI per 30 September 2025 mencapai Rp 531,16 miliar, naik dari Rp 458,39 miliar per 31 Desember 2024.
Aset lancar meningkat dari Rp 406,69 miliar menjadi Rp 479,05 miliar, sementara aset tidak lancar naik dari Rp 51,70 miliar menjadi Rp 52,11 miliar.
Di sisi lain, liabilitas perusahaan turun signifikan menjadi Rp 79,97 miliar dari Rp 247,04 miliar, sedangkan ekuitas melonjak tajam menjadi Rp 451,18 miliar dari Rp 211,35 miliar pada akhir tahun lalu.
Selanjutnya: Bank AS Cari Jaminan untuk Danai Paket Bailout Argentina Senilai US$ 20 Miliar
Menarik Dibaca: Jadwal dan Prediksi Persib Bandung vs Selangor FC di Liga Champions Asia 2 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News