Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum bullish bitcoin (BTC) yang terjadi pada Oktober 2023 potensial berlanjut pada bulan depan. Harga bitcoin saat ini berada di atas US$ 34.000 atau meningkat lebih dari 20% sejak 1 Oktober 2023 pada harga US$ 28.000.
Sementara sejak awal tahun, bitcoin telah melesat lebih dari 100% dari harga US$ 16.600 pada 1 Januari 2023. Bitcoin mencapai level tertingginya di harga US$ 35.200 pada bulan Oktober 2023.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, November merupakan salah satu bulan yang positif sepanjang sejarah bitcoin sejak tahun 2013. Menurut data coinglass, sepanjang tahun 2013 sampai dengan tahun 2017, bitcoin terus mencatatkan kenaikan signifikan setiap November.
Sementara, dari 2018 hingga 2022, bitcoin hanya mengalami kenaikan sekali, yakni pada November 2020. "Namun, jika dilihat dari pergerakan rata rata bitcoin setiap bulan November tahun 2013-2022, maka rata-rata kenaikannya paling tinggi dibanding bulan lainnya, yakni sebesar 50,61%," kata Panji dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/10).
Baca Juga: Ajak Investor Retail Manfaatkan Peluang Investasi Saham dan Aset Kripto
Meskipun begitu, terdapat serangkaian rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berpotensi akan berdampak ke pergerakan aset kripto. Ada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Oktober-1 November 2023 yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan The Fed di level 5,25%-5,50%.
Investor juga akan mencermati pernyataan yang menyertainya dan sesi tanya jawab berikutnya dari Ketua Fed Jerome Powell. Pernyataan Powell dapat memberi petunjuk mengenai langkah bank sentral ke depan dalam menentukan suku bunga.
Pemerintah AS juga akan merilis data mengenai biaya tenaga kerja bulan Juli-September 2023. Selain itu, The Conference Board akan merilis indeks kepercayaan konsumen untuk bulan Oktober 2023. Pelaku pasar juga akan mencermati laporan ketenagakerjaan bulan Oktober 2023 yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat (3/11).
Saat ini, Fear & Greed Index yang mengukur sentimen pasar aset kripto telah mencapai level tertinggi sejak bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$ 69.000 pada November 2021. Data terakhir menunjukkan indeks mencapai 72/100 dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Ogah Nyontek Warren Buffett, Ini Cara Robert Kiyosaki Menuai Untung dan Kaya Raya
“Dengan rilis berbagai data ekonomi AS dan pasar kripto yang telah berada dalam zona greed atau serakah, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan diversifikasi portofolio, menetapkan tujuan dan batasan risiko dengan menggunakan fitur take profit dan stop loss serta menghindari FOMO," ungkap Panji.
Lebih lanjut, penting juga untuk terus memantau berita dan tren pasar. Sambil memperhatikan pergerakan bitcoin untuk mendapatkan wawasan tentang potensi pergerakan harga, pelaku pasar juga perlu menjaga kewaspadaan untuk mengelola risiko dalam pasar kripto yang volatile.
Menurut Panji, dua minggu pertama bulan November 2023 dapat menjadi peluang untuk buy the dip apabila bitcoin turun ke harga US$ 30.000. Setelah itu, momentum bullish sepanjang Oktober berpotensi akan berlanjut.
Dalam 24 jam terakhir, BTC masih terlihat kokoh di atas US$ 34.000 namun belum berhasil naik ke atas US$ 35.500. Pada Selasa (31/10) pukul 08:00 WIB, BTC bertengger di US$ 34.511.
Baca Juga: Harga Bitcoin Sentuh Level Tertinggi dalam 18 Bulan, Ini Sentimen Penopangnya
Saat ini, BTC berpotensi akan menuju ke US$ 36.000-US$ 36.500 kembali, apabila berhasil breakout resistance atau harga tertinggi tahun ini di kisaran US$ 35.000. Namun apabila gagal maka BTC akan turun menuju area support terdekat di US$ 33.500 dan area support selanjutnya berada di kisaran US$ 30.000.
Sementara itu, pada Selasa (31/10) pukul 09:00 WIB, Ethereum (ETH) bertengger di harga US$ 1.810. Saat ini, ETH berupaya untuk bertahan di atas US$ 1.800 dan berpotensi akan menguji area resistance trendline di kisaran US$ 1.900.
Apabila berhasil breakout, maka ETH berpotensi lanjut menguat ke area resistance psikologis di harga US$ 2.000. Sementara area support saat ini berada di kisaran US$ 1.730.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News