Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) diperkirakan akan kembali gagal memperoleh kuorum pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ke dua Januari 2014 mendatang. Hal ini lantaran perkiraan total suara pemegang saham kurang dari yang ditentukan.
Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2013, pemegang saham BUMI terdiri dari Vallar Investment UK Limited dan publik. Vallar menguasai 29,18% dan publik di bawah 5% mencapai 68,54%. Sementara sisanya, 2,28% ada di dalam tresuri.
Jika keputusan Vallar untuk tidak hadir dalam RUPSLB BUMI berlanjut, maka sulit bagi BUMI untuk memperoleh kuorum. Dalam pernyataan resminya, Vallar yang sahamnya dikuasai oleh Asia Resource Minerals Plc (dulu Bumi Plc) memandang tidak perlu datang dalam RUPSLB Bumi hari ini.
Pasalnya, dalam RUPSLB Asia Resources pada Selasa (17/12) kemarin, telah diputuskan saham BUMI akan kembali ke Group Bakrie. Kemudian, saham Asia Resources milik Bakrie akan menjadi milik Samin Tan lewat Ravenwood Acquisiton Company Limited (RACL).
Nah, dalam RUPSLB BUMI, ada dua agenda yang memerlukan suara sah lebih dari 50%. Kedua agenda tersebut adalah, menjaminkan dan mengalihkan sebagian besar harta kekayaan perseroan dan perubahan struktur modal saham dan perubahan serta penegasan seluruh anggaran dasar (AD) BUMI.
Untuk menjaminkan aset, BUMI memerlukan minimal 65% suara sah dari pemegang saham. Sedangkan untuk mengubah struktur modal saham, BUMI memerlukan minimal 75% suara sah.
Adapun, satu agenda lain, yakni pengalihan saham-saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) milik BUMI hanya memerlukan 50% suara untuk mencapai kuorum.
Pada RUPSLB hari ini, total pemegang saham yang hadir hanya mewakili 24,38% dari total suara yang sah. Ketika ditanya apakah manajemen BUMI optimistis bakal memperoleh kuorum pada RUPSLB ke dua, Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI tidak mengatakannya secara eksplisit.
"Kami akan agresif menjelaskan kepada pemegang saham bahwa keputusan (restrukturisasi utang) ini adalah win win solution," ujarnya, Jumat (20/12).
RUPSLB ke dua akan dihelat pada 10 Januari 2014 mendatang. Jika tidak juga memperoleh kuorum, BUMI akan meminta otoritas mengurangi presentase kuorum.
Lebih lanjut, Dileep bilang, dengan adanya restrukturisasi utang, perseoan mengklaim bisa hemat hingga US$ 216 juta per tahun. Perseroan pun berupaya meningkatkan produksi dan kinerja.
Sehingga, jika semuanya berjalan lancar, tahun ini BUMI akan membagikan dividen. "Kami akan mengembalikan value perusahaan kepada pemegang saham," tutur Dileep.
Sekarang pertanyaannya, akankah pemegang saham BUMI akan tergoda dengan iming-iming dividen? Kita tunggu saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News