Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Peningkatan aktivitas eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi berdampak baik pada bisnis pelayaran. PT Logindo Samudramakmur Tbk sebagai perusahaan yang bergerak di bidang angkutan lepas pantai kena efek positif dari peningkatan permintaan bisnis ini.
Logindo merupakan, perusahaan yang menjalankan jasa angkutan laut dengan fokus penyewaan kapal penunjang kegiatan lepas pantai bagi industri minyak dan gas bumi. Perusahaan ini mengoperasikan kapal angkutan lepas pantai di Indonesia. Selain bisnis angkutan laut, Logindo menyediakan jasa akomodasi makan dan minum untuk kru pelanggan dan penggantian bahan bakar kapal.
Agar tetap bisa bersaing, Logindo berusaha menambah jumlah armada kapal. Manajemen bilang, penambahan jumlah armada ini untuk mendukung bisnis sewa kapal.
Rencananya, perusahaan ini akan menambahkan kapal tipe anchor handling tug supply (AHTS). Perusahaan ini mendanai ekspansi tersebut dengan menawarkan saham perdana alias initial public offering (IPO).
Perusahaan yang menyandang kode saham LEAD ini menjual 193,28 juta saham setara 30% dari total modal disetor dan ditempatkan. Harga IPO LEAD di Rp 2.800. Dus, aksi tersebut emiten ini meraup dana Rp 541,17 miliar.
Hasil dana IPO tersebut 40% akan digunakan untuk belanja modal, yaitu membeli dua unit kapal dengan tipe anchor handling tug supply (AHTS) 8.000 HP senilai US$ 44 juta. Selain itu, dana tersebut juga untuk membeli satu unit AHTS 5.105 HP seharga US$ 12,5 juta, satu unit kapal anchor handling tug (AHT) US$ 5 juta dan kapal untuk akomodasi atau accommodation workbarge US$ 20 juta.
Porsi terbesar dana IPO 58% untuk membayar seluruh utang jangka pendek kepada DBS Bank Limited Singapura dan UOB Limited Singapura sebesar US$ 17,80 juta. Sebelumnya, dana utang tersebut dipergunakan untuk membiayai pembelian kapal. Sedangkan sisa dana IPO 2% untuk modal kerja yaitu membeli persediaan suku cadang, perlengkapan kapal, bahan bakar, dan minyak pelumas.
Saat ini, Logindo telah mengoperasikan 58 kapal penunjang kegiatan angkutan lepas pantai. Untuk mendukung bisnis sewa kapal itu, emiten ini memiliki galangan kapal sendiri di Muara Kembang, Kalimantan Timur, sebagai pusat perbaikan kapal, gudang komponen kapal dan pelatihan karyawan.
Manajemen Logindo yakin, industri jasa pelayaran angkutan penunjang kegiatan lepas pantai memiliki prospek bisnis yang cerah di masa depan.
Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan mendukung bisnis jasa angkutan laut. Potensi bisnis pelayaran yang besar itu juga didukung dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan asas cabotage sejak tahun 2011 di mana angkutan barang melalui laut hanya boleh menggunakan kapal berbendera Indonesia. Kebijakan itu menguntungkan perusahaan pelayaran lokal.
Kontrak baru
Per 30 Juni 2013, Logindo telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa kapal dengan berbagai perusahaan, di antaranya Total E&P Indonesia dengan nilai kontrak US$ 117,92 juta, Pertamina Hulu Energi ONWJ US$ 9,59 juta, dan PT Jawa Tirtamarin Us$ 6,07 juta. Logindo juga mendapat kontrak dari PT Wintermar Offshore Marine Tbk US$ senilai 1,14 juta, PT Kaliraya Offshore Marine Tbk US$ 960.000 dan PT Swiber Berjaya US$ 2,13 juta.
Pada tahun ini, Logindo juga mendapat kontrak baru dari Total E&P Indonesia periode Januari 2013-Oktober 2015. Nilai kontrak tersebut US$ 7,9 juta. Perusahaan ini juga mendapat kontrak dari PT Meindo Elang Indah berdurasi lima bulan dengan nilai US$ 900.000 dan PT Swiber Berjaya berjangka waktu lima bulan senilai US$ 1,5 juta.
Untuk tahun depan, Presiden Direktur LEAD Eddy K. Logam mengatakan, akan ada tender baru dengan nilai US$ 160 juta. Dari total nilai tender tersebut, Logindo berharap bisa memenangkan kontrak US$ 48 juta-US$ 64 juta. "Kami menargetkan bisa dapat 30%-40% dari semua tender yang diikuti," kata dia.
Eddy mengatakan, ini agar kinerja perusahaan ini terus meningkat. Sampai semester I-2013, pendapatan LEAD US$ 24,99 juta naik 65,50% year on year. Pendapatan itu dari jasa sewa kapal US$ 22,06 juta dan jasa pelayaran lainnya US$ 2,94 juta. Laba komprehensif LEAD naik 81,15% menjadi US$ 7,21 juta.
Maklum, LEAD berjanji, setelah menjadi perusahaan publik akan membagikan dividen 20% dari laba bersih mulai tahun buku 2014. Keputusan tersebut melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News