Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kembali menghangat. Belakangan, harga batubara beranjak naik setelah dalam tren turun sejak awal tahun 2023.
Berdasarkan data tradingeconomics.com, harga batubara naik 12,51% menjadi US$ 147,50 per ton dalam sebulan terakhir hingga Rabu (16/8).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, kenaikan harga batubara terjadi berkat meningkatnya permintaan dari China. Kenaikan harga batubara juga didorong oleh terkereknya harga gas alam karena kemungkinan pemogokan di fasilitas LNG Australia.
Impor batubara China melonjak 67% year on year (yoy) pada Juli 2023 dan melesat 86% sejak awal tahun karena naiknya permintaan tenaga termal di tengah kekurangan pembangkit listrik tenaga air. Meskipun demikian, permintaan batubara China untuk musim panas tampaknya telah mencapai puncaknya karena suhu biasanya mulai menurun sejak pertengahan Agustus.
Permintaan batubara juga dipengaruhi oleh peningkatan harga minyak akibat pemangkasan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia yang berlangsung hingga September 2023. Alhasil, bahan bakar fosil batubara sebagai energi subsitusi juga ikut terpengaruh.
Baca Juga: Segera Berlaku, Ini Hitungan Pungutan Salur Batubara yang Akan Dikenakan
Untuk ke depannya, Sutopo memprediksi, potensi peningkatan permintaan dari sektor industri dalam beberapa bulan mendatang akan mempengaruhi harga batubara. Namun, penurunan ekonomi China juga bisa membatasi permintaan.
Oleh karena itu, pemerintah China menerapkan kebijakan stimulus tambahan untuk mendukung perekonomian. Sementara itu, rata-rata produksi batubara harian China turun ke level terendah sembilan bulan karena inspeksi keselamatan yang intensif dan penutupan sementara tambang batubara menyusul dua kecelakaan fatal di pusat batubara utama Shanxi pada Juli 2023.
Sutopo memprediksi, batubara akan diperdagangkan pada harga US$ 148,83 per metrik ton (MT) pada akhir kuartal III-2023. "Lalu, batubara akan diperdagangkan di US$ 160 per MT hingga akhir tahun karena faktor musiman," tutur Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/8).
Menurutnya, harga batubara saat ini masih dalam batas jeda terlebih dahulu. Namun, mendekati musim dingin yang akan datang atau pertengahan musim gugur, harga batubara akan kembali bergerak naik.
Analis Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong menambahkan, kenaikan harga batubara didorong oleh permintaan yang tinggi dari China dan naiknya harga gas alam Eropa. Di sisi lain, produksi batubara China juga turun ke level terendah dalam sembilan bulan.
Namun, Lukman menilai, kenaikan harga batubara hanya bersifat sementara. "Faktor pemberat utama masih terkait perlambatan ekonomi di China yang semakin jelas setelah serangkaian data ekonomi seperti produksi industri dan ekspor yang lebih lemah," ucap Lukman.
Lukman memprediksi, harga batubara akan bergerak di kisaran US$ 135-US$ 155 per MT dalam jangka pendek. Namun, harga batubara masih akan tertekan hingga akhir tahun dalam rentang pergerakan di US$ 115-US$ 130 per MT.
Memasuki awal tahun depan, seiring dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga serta rebound pada ekonomi global, harga batubara kemungkinan akan kembali positif. Investor bisa memanfaatkan peluang untuk masuk beli apabila harga menyentuh di kisaran US$ 120an di akhir tahun.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil, Brent ke US$85,16 dan WTI ke US$81,28
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News