Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya mengamini, rotasi market cap seringkali dipengaruhi oleh sentimen terkini.
Selain dari ekspansi, branding Prajogo sebagai orang terkaya di Indonesia dan masuk ke jajaran konglomerat dunia turut menambah daya tarik pasar terhadap saham-sahamnya.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, sentimen dari konglomerat yang sedang bersinar secara psikologis membawa optimisme. Dia juga mengamati adanya kecenderungan kenaikan satu saham di dalam grup konglomerasi akan mengangkat saham lain dari grup yang sama.
Baca Juga: BREN Hingga TPIA Ukir Rekor Harga Baru, Harta Prajogo Pangestu Kini Rp 1.070 Triliun
Terlebih jika saham milik konglomerat tersebut juga diminati oleh investor asing, sehingga dianggap punya tren naik yang solid dan layak diikuti. Hanya saja, William mengingatkan pelaku pasar tetap perlu waspada lantaran lonjakan harga saham dan market cap tak selalu mencerminkan performa fundamentalnya.
"Penguatan signifikan itu akan menghasilkan valuasi mahal melampui kinerja emiten sendiri. Plus-nya, IHSG terdongkrak. Tapi nanti hanya masalah waktu saja sampai ada rotasi berikutnya," ungkap William.
Analis Stocknow.id Emil Fajrizki menambahkan, pelaku pasar mesti berhati-hati lonjakan harga saham dari suatu grup konglomerasi bisa menjadi euforia yang menimbulkan spekulasi. Dus, perlu disiplin dalam manajemen risiko karena potensi koreksi akibat profit taking terbuka lebar.
Emil melihat ketangguhan emiten dalam menjaga stabilitas kinerja maupun posisi market cap akan tampak dari strategi bisnis grup tersebut. Grup yang punya portofolio bisnis terdiversifikasi lintas sektor bakal memiliki prospek lebih menarik.
Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) akan Bagikan Saham Bonus hingga MSOP
Sementara dalam momentum pasar saat ini, Emil menyarankan untuk mencermati peluang buy on weakness pada saham BRPT. Menurut Emil, BRPT punya prospek yang menarik dengan sokongan dari dua anak usahanya, TPIA dan BREN.
Sedangkan Cheril mengingatkan valuasi saham Grup Barito yang sudah mahal. Sedangkan Ratih menyarankan wait and see terlebih dulu terhadap saham TPIA.
Target harga yang bisa dipertimbangkan untuk TPIA ada di resistance Rp 9.500 dan support di Rp 8.500. Sementara itu, William menyematkan rekomendasi buy untuk saham BRPT yang secara teknikal masih potensial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News