kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PPKM darurat bikin kinerja reksadana kurang optimal sepanjang tahun ini


Senin, 01 November 2021 / 20:28 WIB
PPKM darurat bikin kinerja reksadana kurang optimal sepanjang tahun ini
ILUSTRASI. Kinerja rata-rata setiap benchmark reksadana belum berhasil menembus angka 3% sejak awal tahun.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana secara umum rupanya belum memperlihatkan hasil yang optimal sepanjang sepuluh bulan pertama tahun ini. Merujuk data Infovesta Utama, kinerja rata-rata setiap benchmark reksadana belum berhasil menembus angka 3% secara year to date (lihat tabel).

Nama Indeks Kinerja ytd (%)
Infovesta 90 Balance Fund Index 2,98
Infovesta 90 Equity Fund Index -0,56
Infovesta 90 Fixed Income Fund Index 2,96
Infovesta 90 Money Market Fund Index 2,68

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, kinerja reksadana pada tahun ini memang di luar ekspektasi. Menurutnya, faktor utamanya adalah terjadi gelombang kedua Covid-19 pada Juli-Agustus silam yang mengakibatkan kinerja kelas aset investasi terpuruk, yang pada akhirnya ikut memengaruhi rata-rata kinerja reksadana.

Wawan bilang, walaupun IHSG sudah on target. Tapi reksadana saham tidak bisa mengekor kinerjanya. Hal ini seiring dengan penopang penguatan IHSG pada pertengahan tahun didorong oleh saham teknologi dan bank digital yang tidak dijadikan portofolio reksadana saham oleh para manajer investasi (MI). 

Baca Juga: IHSG melemah 0,58% di perdagangan perdana bulan November

“Jadi secara umum, para MI pada tahun ini memang cenderung konservatif terhadap pengelolaan reksadana saham. Bagi MI yang produknya bisa outperform IHSG tentu menunjukkan kepiawaiannya dalam mengelola portofolio,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (1/11).

Sementara untuk reksadana pendapatan tetap, Wawan juga mengaku kinerjanya rata-ratanya di luar ekspektasi. Semula, ia memperkirakan reksadana pendapatan tetap bisa mencatatkan kinerja 6%-7% untuk tahun ini. 

Menurut Wawan, kekhawatiran akan tapering jadi biang keladi yang mengakibatkan harga obligasi terkoreksi. Dus, hal tersebut membuat kinerja reksadana pendapatan tetap kurang optimal pada tahun ini. 

Lebih lanjut, Wawan melihat nasib reksadana pendapatan tetap pada sisa tahun ini akan tergantung pada kejelasan pelaksanaan tapering. Setidaknya, dia memproyeksikan pada akhir tahun ini reksadana pendapatan tetap bisa memberikan imbal 4%. 

Baca Juga: Pasar menanti tapering, begini proyeksi IHSG untuk perdagangan Selasa (2/11)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×