Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali selama dua pekan dinilai tidak akan berdampak banyak bagi penjualan emiten semen.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Anissa Septiwijaya mengatakan, hal ini karena industri semen dan bangunan masuk ke dalam salah satu sektor kritikal yang dapat beroperasi di masa PPKM darurat ini.
Dia menilai, kinerja perusahaan semen masih cenderung aman dibandingkan dengan tahun lalu ketika diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar untuk pertama kalinya. Di sisi lain, pasar properti juga masih menunjukkan pemulihan yang positif di tahun ini.
Terlihat dari raihan pendapatan pra penjualan (marketing sales) pengembang properti. Dus, dia memperkirakan kinerja emiten semen tahun ini bakal lebih baik.
Baca Juga: Begini dampak pemberlakuan PPKM darurat terhadap kinerja emiten semen
“Jadi, harusnya PPKM darurat dua pekan ini tidak terlalu signifikan dampaknya pada pemain besar seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang memang sudah punya pangsa pasarnya sendiri,” terang Anissa kepada Kontan.co.id, Kamis (8/7).
Namun jika kenaikan kasus infeksi Covid-19 terus berlangsung sampai jangka waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa kembali mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Pada muaranya, hal ini juga akan mempengaruhi permintaan di pasar properti, dan secara tidak langsung mempengaruhi penjualan semen, dimana sektor properti sendiri masih menjadi konsumen utama sektor semen.
Baca Juga: Indocement (INTP) alokasikan seluruh laba bersih tahun 2020 sebagai dividen
Namun, terlepas dari adanya PPKM darurat, Anissa menilai industri semen dalam negeri pun masih dibebani dengan kondisi kelebihan pasokan (oversupply).
“Dengan kenaikan kasus infeksi virus ini pemerintah masih akan fokus pada sektor kesehatan, berbeda dari sebelum ada pandemi dimana pemerintah fokus pada sektor infrastruktur,” sambung dia.
Meski demikian, Anissa masih memproyeksikan penjualan semen nasional tahun ini bisa tumbuh sekitar 4%-5% secara tahunan. Sebagai perbandingan, volume penjualan semen domestik sepanjang 2020 tercatat sebesar 62,7 juta ton.
Realisasi ini menurun 10,4% dari penjualan tahun 2019 yang mencapai 70 juta ton. Ini merupakan pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir.
Reliance Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham SMGR dengan target harga Rp 15.700 dan beli saham INTP dengan target harga Rp 15.900.
Selanjutnya: Dua saham ini masuk indeks Sri-Kehati, seperti apa prospeknya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News