Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah PT PP Properti Tbk (PPRO), kini ada satu lagi anak usaha PT PP Tbk (PTPP) yang akan melenggang ke Bursa Efek Indonesia. PT PP Presisi sudah siap menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Perusahaan jasa konstruksi ini akan melepas 35% sahamnya ke publik atau setara dengan 4,23 miliar saham. "Harga penawaran IPO PP Presisi sebesar Rp 430–Rp 550 per saham," kata Direktur Danareksa Boumediene H. Sihombing, Senin (23/10).
Alhasil, PP Presisi membidik dana segar berkisar antara Rp 1,82 triliun hingga Rp 2,33 triliun dari hasil penjualan saham perdana. Danareksa bersama tiga perusahaan sekuritas lain, yakni Bahana Sekuritas, CIMB Sekuritas dan Mandiri Sekuritas telah ditujuk sebagai penjamin pelaksana emisi IPO PP Presisi.
Rencananya, sekitar 70% dana IPO digunakan untuk kebutuhan belanja modal alias capital expenditure (capex), khususnya untuk menambah peralatan alat berat dan juga pembelian lahan untuk workshop.
PP Presisi berniat menambah dump truck sekitar 1.000 unit hingga tahun depan. "Capex kami proyeksikan tahun depan masih di atas Rp 1 triliun" kata Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso.
Selain itu, perusahaan ini menargetkan penambahan lahan workshop hingga 10 hektare. Perusahaan ini mengincar lahan di area dekat jalan tol untuk workshop, yakni di Cikampek atau Serang.
Sementara, sisa dana IPO bakal dipakai untuk kebutuhan modal kerja perusahaan. Di antaranya modal kerja yang dibutuhkan untuk mendapatkan dan menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur yang akan diperoleh PP Presisi.
PP Presisi juga menawarkan saham perdana ke investor asing. "Kami tawarkan ke Malaysia, Singapura dan Hongkong," kata Benny.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, IPO PP Presisi akan laris manis. Lantaran investor melihat kinerja induk usaha perusahaan, yakni PTPP, yang ciamik.
Selain itu, penggunaan dana IPO pun dinilai tepat. "Kalau digunakan untuk belanja modal dan ekspansi jadi lebih positif di mata investor, dibandingkan untuk pembayaran utang," ujar Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News