kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PP Presisi gencar diversifikasi lewat akuisisi


Kamis, 12 April 2018 / 07:45 WIB
PP Presisi gencar diversifikasi lewat akuisisi


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) terus melebarkan sayap bisnis. Sembari mematangkan akuisisi perusahaan erector dan pondasi, PPRE berencana memperluas diversifikasi ke sektor lainnya.

Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso mengatakan, akuisisi ini merupakan langkah awal PPRE masuk ke bisnis energi. "Diversifikasi penting dalam iklim industri yang tidak bisa dimonopoli," ujar Benny kepada KONTAN, Rabu (11/4).

Ia menyebut, perusahaan erector yang akan diakuisisi memiliki prospek cerah. Hal ini didukung pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt. Saat ini, proses akuisisi tersebut masih dalam tahap due dilligence. Targetnya, seluruh proses akuisisi bakal rampung pada tengah tahun ini dan mulai berkontribusi terhadap kinerja PPRE.

Setelah masuk ke bisnis energi, PPRE juga akan mendiversifikasi usahanya ke bidang pertambangan. Karena itulah PPRE akan lebih dulu membuat usaha pengangkutan batubara.

Sebagai awalan, PPRE berniat masuk ke bisnis pengangkutan batubara. "Kalau itu sudah berjalan, baru kami  akan masuk ke sektor tambangnya," kata Benny.

Jadi dalam jangka panjang, PPRE tidak hanya mengandalkan bisnis konstruksi saja. Targetnya, lini bisnis non konstruksi bisa turut menyumbang 50% pendapatan PPRE.

Tahun ini, PPRE menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 7 triliun sampai Rp 8 triliun. Hingga kuartal I-2018, PPRE telah mengantongi nilai kontrak Rp 2,4 triliun

Benny bilang, proyek terbaru yang digarap PPRE yakni run way pesawat terbang untuk Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. PPRE juga mulai mengincar proyek lainnya.

Di antaranya, proyek bendungan di Maluku, proyek jalan di Papua dan pengembangan kawasan ekonomi di Aceh. "Kami juga sedang mengincar proyek bandara, mungkin selanjutnya Bandara Ngurah Rai, ada perpanjangan run way di sana," ujar Benny.

Selain itu, PPRE juga mengincar proyek bandara Yogyakarta di daerah Kulon Progo.Nilai kontrak untuk pengerjaan lintasan pesawat mulai dari Rp 300 miliar. Sementara untuk membangun bendungan, nilainya bisa mencapai Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×