kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PP Presisi kantongi kontrak baru Rp 2,15 triliun


Kamis, 05 April 2018 / 18:02 WIB
PP Presisi kantongi kontrak baru Rp 2,15 triliun
ILUSTRASI. Pencatatan saham PT PP Presisi Tbk (PPRE)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa PT PP Presisi Tbk (PPRE) dalam mengejar proyek baru cukup menyakinkan. Sepanjang kuartal I-2018, perusahaan konstruksi yang terkait dengan alat berat ini sudah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 2,15 triliun.

Pencapaian tersebut setara 26,8% dari total target yang ditetapkan perusahaan tahun ini yaitu Rp 8 triliun. Dengan tambahan kontrak lungsuran tahun lalu (carry over) sebesar Rp 9 triliun maka total kontrak yang dihadapi anak usaha PTPP ini sudah mencapai Rp 11 triliun.

Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso mengatakan, sebagian besar kontrak anyar tersebut diperoleh dari dua proyek kontrak hauling batubara (angkutan batubara lewat darat) yaitu dari PT Barasentosa Lestari dan PT Triaryani dengan nilai masing-masing Rp 1 triliun. "Lalu ada juga beberapa kontrak yang nilainya kecil, salah satunya dari proyek Simpang Susun Serang Panimbang Rp 150 miliar. " kata Benny di Jakarta, Kamis (5/4).

PPRE sudah memasuki bisnis coal hauling sejak tahun 2017. 

Direktur Utama PPRE Iswanto Amperawan mengatakan, pihaknya masih akan terus membidik sektor tersebut. Perusahaan melihat prospeknya masih ada mengingat harga batubara saat ini cukup bagus. Apalagi peralatan mereka sangat mencukupi untuk terus membidik kontrak di sektor ini.

"Kami punya truk bak sekitar 1.200 armada. Ini masih cukup untuk mengincar kontrak angkutan darat batubara. Kami fokus di angkutan darat saja, sementara di angkutan laut kami belum masuk karena kami memang tidak punya kapal," jelas Iswanto.

Dengan mulai banyak menggarap kontrak coal hauling, PP Presisi berharap itu bisa membuka jalan bagi perusahaan untuk masuk sebagai main kontraktor dalam proyek tambang.

Sementara di sektor infrastruktur, PP Presisi akan menjajaki bisnis erector untuk proyek-proyek EPC dan juga bisnis transprter. Di sektor gedung, perusahaan juga akan memperkuat bisnis pondasi. 

Untuk itu, PPRE akan mengakuisisi dua perusahaan tahun ini yang bergerak di bidang erector dan pondasi dan pengambilalihan itu ditargetkan bisa rampung dalam satu atau dua bulan ke depan.

Benny mengatakan, pihaknya akan tetap fokus melakukan ekspansi bisnis di sektor jasa konstruksi yang berkaitan dengan alat berat. Bahkan coal hauling yang sedang banyak dikerjakan saat ini juga masih berkaitan dengan alat berat.

Untuk mendukung ekspansi bisnisnya, PPRE menganggarkan belanja modal Rp 1,6 triliun tahun ini yang akan dipakai untuk pembelian alat -alat sipil dan untuk akuisisi perusahaan lain. Sepanjang kuartal I, perusahaan sudah menyerap sekitar Rp 300 miliar dari anggaran tersebut.

Dengan ekspansi yang terus dilakukan, PPRE optimis bisa mencatatkan kinerja yang bagus tahun ini. Perusahaan menargetkan pendapatan Rp 4,9 triliun atau meningkat 172% dari tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih diharapkan mencapai Rp 434 miliar atau tumbuh 130%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×