Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ditutup alias shutdown, dollar AS masih mampu mengungguli poundsterling. Data ekonomi Inggris yang jauh di bawah ekspektasi menyebabkan GBP sulit mencuri peluang dari dollar AS.
Mengutip Bloomberg, Jumat (16/1), pasangan GBP/USD ditutup turun 0,26% ke level 1,3858.
Penjualan ritel Inggris bulan Desember dirilis semakin melemah yakni mencapai -1,5% dari bulan sebelumnya hanya -1%. Hasil tersebut juga jauh berbeda dari proyeksi awal yang diperkirakan akan membaik ke level -0,8%.
"Penjualan ritel yang turun jauh lebih besar dari ekspektasi melemahkan pasangan GBP/USD," ujar Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures.
Menurutnya, tekanan terhadap poundsterling semakin diperparah karena posisi indeks dollar AS yang berhasil ditutup menguat di tengah terhentinya pemerintahan AS. Pada penutupan Jumat (16/1), indeks dollar spot naik 0,08% ke level 90,572. Padahal di tengah sesi perdagangan indeks sempat menyentuh level 90,203.
Menjelang batas waktu keputusan penghentian pemerintahan AS pada Jumat (16/1) malam waktu setempat, greenback tertekan. Pasar dilanda kekhawatiran tidak beroperasinya pemerintahan akan berdampak pada kondisi ekonomi AS dikemudian hari seperti yang terjadi pada 2013 lalu
"Namun akan ada voting lagi pada Senin (22/1) untuk anggaran sementara sampai 8 Febuari. Saya rasa ini yang membuat dollar enggak jatuh," papar Putu.
Secara teknikal, pasangan GBP/USD berada di atas semua garis moving average (MA) yang mengindikasikan penguatan. Begitu juga dengan posisi indikator moving average convergence divergence (MACD) yang bergerak naik di level 0,01%. Namun, indikator stochastic yang bergerak turun di level 80 dan indikator relative streng index (RSI) yang turun ke level 91, justru memberi sinyal koreksi.
Rekomendasi : Buy on dips
Support : 1,3790 - 1,3755 - 1,3700
Resistance : 1,3960 - 1,4000 - 1,4600
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News