Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Poundsterling dengan beban Brexit yang harus dipikulnya jelas gagal mengungguli USD yang juga sedang tidak prima. Mengutip Bloomberg, Kamis (7/4) pukul 16.40 WIB pairing GBP/USD terpuruk 0,41% menjadi 1,4065 dibanding hari sebelumnya.
Rilis FOMC menegaskan pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen pada pertemuan FOMC bulan lalu yakni dalam menentukan kenaikan suku bunga, The Fed akan lebih berhati-hati. Tentunya dengan mempertimbangkan perekonomian global dan internal Amerika Serikat. Ini menutup kans kenaikan suku bunga pada FOMC April 2016 meski peluang pada Juni 2016 tetap terbuka.
Menurut Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures pelemahan yang diderita GBP/USD terjadi karena lemahnya posisi poundsterling. Dengan beban utama masih datang dari perkara Brexit. Sehingga meski sajian data ekonomi Inggris memuaskan pasar, hal ini tetap gagal membawa sterling ungguli the greenback.
Data perubahan harga perumahan di Inggris Maret 2016 melesat dari minus 1,5% menjadi 2,6%. “Imbas Brexit ke ekonomi Inggris sangat besar. Ini yang dikhawatirkan pasar dan terus membuat poundsterling merosot,” jelas Nizar.
Meski USD tengah koreksi, namun pelemahan sterling masih jauh lebih dalam. Terlihat dari tren pergerakan, pasangan GBP/USD masih berbalut tren bearish dan belum akan berbalik arah dalam waktu dekat. “Perhatian pasar terhadap Brexit lebih besar dampaknya bagi pasangan ini,” tutup Nizar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News