Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Mata uang poundsterling (GBP) akhirnya menyerah di hadapan dollar AS (USD), jelang rilis data tenaga kerja Negeri Paman Sam. Padahal, GBP berhasil menggungguli mata uang The Greenback dalam beberapa pekan terakhir.
Mengutip Bloomberg, Selasa (3/5) pukul 20.19 WIB, pasangan GBP/USD tergerus 0,32% dari hari sebelumnya ke level 1,4626.
Analis PT SoeGee Futures Nizar Hilmy mengatakan, sebelumnya, pasangan GBP/USD telah naik selama tiga minggu berturut-turut. Kenaikan pasangan ini ditopang oleh meredanya kekhawatiran terhadap British Exit (Brexit), serta berkurangnya potensi kenaikan suku bunga The Fed.
Selama ini, isu Brexit menjadi sentimen utama yang menggerakkan poundsterling. Pasalnya, Inggris berpeluang merugi hingga 250 miliar poundsterling jika keluar dari Uni Eropa. Sekitar 60% perdagangan internasional Inggris dikirim ke Uni Eropa. Polling terakhir menunjukkan jika 51% penduduk Inggris menginginkan tetap di Uni Eropa, 46% ingin keluar dan sisanya 3% tidak tahu.
Meski demikian, hari ini, pairing GBP/USD konsolidasi menjelang rilis data penyerapan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS). Analis memproyeksi, ADP Non-Farm Employment Change bulan April 2016 mencapai 205.000, dari bulan sebelumnya 200.000.
Selain itu, pelemahan GBP di hadapan The Greenback juga terjadi seiring data manufacturing PMI Inggris bulan April yang turun ke level 49,2 dari sebelumnya 50,7.
Nizar memperkirakan, pairing GBP/USD akan terkoreksi dalam jangka pendek. "Tetapi selama isu Brexit mereda, GBP punya kans menguat meski di batas tertentu," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News