Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang terjadi pada saham emiten BUMN konstruksi belakangan ini membuat portofolio para investor ikut terpangkas. Tak terkecuali, para petinggi perusahaan yang memang aktif mengoleksi saham-saham tersebut.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk (WSKT) M. Choliq terbilang aktif mengumpulkan saham WSKT. Sebelum tanggal 6 Desember 2017, kepemilikannya atas saham WSKT sebanyak 30,87 juta saham.
Sedangkan pada awal Desember, harga saham WSKT ditutup pada level Rp 2.110 per saham. Jika dirupiahkan, maka portofolio saham WSKT milik Choliq setara sekitar Rp 65,13 miliar.
Nah, pada tanggal 6 Desember, Choliq membeli 600.000 saham WSKT. Sehingga, kepemilikan Choliq atas saham WSKT berubah jadi 31,47 juta saham dari sebelumnya 30,87 juta saham.
Namun, sejak awal Desember hingga penutupan perdagangan Rabu (13/12), harga saham WSKT turun 8% ke level Rp 1.940. Akibatnya, nilai portofolio Choliq ikut menyusut.
Dengan asumsi harga penutupan Rabu dan kepemilikan Choliq atas saham WSKT setelah transaksi 6 Desember, maka nilai portofolio saham WSKT milik Choliq susut 6% jadi Rp 61,04 miliar.
Masih ditanggal yang sama, harga saham WSKT ditutup pada level Rp 1.940 per saham. Jika dirupiahkan, portofolio saham WSKT milik Choliq senilai Rp 61,04 miliar.
Asal tahu saja, pada tanggal 6 Desember itu Choliq membeli 600.000 saham WSKT dengan harga rata-rata pembelian dilevel Rp 1.897 per saham. Artinya, akumulasi saham yang ia lakukan saat itu setara sekitar Rp 1,14 miliar.
Direktur Keuangan WSKT Tunggul Rajagukguk juga terbiang rajin mengakumulasi saham perusahaan yang dipimpinnya itu. Sebelum tanggal 5 Desember, kepemilikannya atas WSKT sebesar 2,54 juta saham. Dengan menggunakan asumsi harga saham di awal Desember yang sama, maka nilai portofolio Tunggul sekitar Rp 5,35 miliar.
Pada tanggal 5 Desember, Tunggul membeli 100.000 saham WSKT. Sehingga, kepemilikannya berubah jadi 2,64 juta saham. Namun, akibat penurunan yang terjadi, nilai portofolio miliknya kini turun 4% jadi Rp 5,11 miliar.
Tunggul pada tanggal itu membeli 100.000 saham WSKT dengan rata-rata harga pembelian Rp 1.982 per saham. Dus, nilai transaksinya hari itu sekitar 198,25 juta.
Menanggapi penurunan tersebut, Tunggul bilang hal ini hanya masalah keyakinan. Menurutnya, ada sejumlah investor yang ragu dengan rencana dan program BUMN konstruksi. "Namun, saya yakin program-program yang sedang kami lakukan akan terus meningkatkan kinerja dan sustainability WSKT ke depan," ujar Tunggul kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).
Dia menambahkan, tren penurunan ini justru memberikan peluang mengakumulasi saham saat harganya sedang murah. Dia mempertimbangkan tetap akan kembali masuk ke saham WSKT, tentu juga disesuaikan dengan kebutuhan lain karena keputusannya untuk mengakumulasi saham WSKT juga bertujuan untuk investasi pribadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News